KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan semen asal Thailand, Siam Cement Group Public Company Limited (SCG) membidik pasar Indonesia untuk menjual produk semen rendah karbon mereka "Bezt Friendly Cement”. Presiden dan CEO SCG, Thammasak Sethaudom mengatakan Indonesia saat ini tengah membangun kota baru, sehingga akan membutuhkan semen lebih banyak. Namun, Indonesia juga harus tetap memperhatikan pengurangan emisi karbon dalam setiap langkah konstruksinya. "Sekarang Indonesia kan membangun kota baru, dan harus menekan banyak karbon, jadi kita juga ingin memperkenalkan semen green ini," ungkap Thammasak saat ditemui di acara ESG Symposium 2024 Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/11). Tidak hanya di Indonesia, produk semen rendah karbon dari perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara itu juga telah diluncurkan di negara asal mereka yaitu Thailand dan Vietnam. "Tidak hanya (dijual) di Indonesia kita pertama mulai di Thailand, tapi di Thailand kita baru mulai beberapa tahun. Dan kita dengan cepat memperkenalkan ini juga ke Indonesia dan Vietnam," tambahnya. Baca Juga: Asosiasi Semen Ungkap 70% Semen yang Beredar di Pasaran Sudah Rendah Karbon Melalui semen rendah karbon, Thammasak bilang SCG ingin memperkenalkan teknologi baru mereka kepada industri semen dan mempromosikan green konstruksi di Indonesia. Adapun saat ini, produksi produk semen rendah karbon mereka masih kurang dari 10% dari total produksi semen secara keseluruhan. Namun, Thammasak mengungkap pihaknya memiliki target produk semen rendah karbon akan meningkat hingga 50% dari total produksi khususnya untuk pasar Indonesia. Adapun, pihaknya melihat proyek-proyek infrastruktur besar di Indonesia seperti keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan yang terbaru adalah pembangunan 3 juta rumah per tahun sebagai proyek yang cukup potensial bagi SCG. "Kita sangat senang kalau bisa join (3 juta rumah). Definitely (proyek IKN) apapun yang bisa kita bantu akan kita lakukan. Nusantara memang letaknya jauh dari Jawa tapi kita bisa melakukannya dengan low carbon dengan cara yang sustain," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Peeramas Wajanawat selaku Direktur PT Semen Jawa, yang merupakan anak usaha SCG di Indonesia mengatakan kapasitas produksi pabrik hingga saat ini adalah sebanyak 2 juta ton per tahun. Adapun, dari 2 juta kapasitas itu, peningkatan atas permintaan semen rendah karbon terus meningkat. "Semen Jawa (kapasitas produksi) sekitar 2 juta ton per tahun, current situation untuk yang green product sekarang mendekati 1 juta ton. Hampir setengahnya," katanya. Dia juga tidak menutup kemungkinan kapasitas pabrik kedepannya akan lebih tinggi untuk memproduksi semen hijau atau yang rendah karbon. "Kita usahakan agar bisa semakin green, tapi kalau kita liat juga standar industri, kita kadang punya limit karena tergantung pada regulasi dari pemerintah Indonesia," tutupnya.
Perusahaan Semen Asal Thailand Bidik Pasar Indonesia Jual Semen Rendah Karbon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan semen asal Thailand, Siam Cement Group Public Company Limited (SCG) membidik pasar Indonesia untuk menjual produk semen rendah karbon mereka "Bezt Friendly Cement”. Presiden dan CEO SCG, Thammasak Sethaudom mengatakan Indonesia saat ini tengah membangun kota baru, sehingga akan membutuhkan semen lebih banyak. Namun, Indonesia juga harus tetap memperhatikan pengurangan emisi karbon dalam setiap langkah konstruksinya. "Sekarang Indonesia kan membangun kota baru, dan harus menekan banyak karbon, jadi kita juga ingin memperkenalkan semen green ini," ungkap Thammasak saat ditemui di acara ESG Symposium 2024 Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/11). Tidak hanya di Indonesia, produk semen rendah karbon dari perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara itu juga telah diluncurkan di negara asal mereka yaitu Thailand dan Vietnam. "Tidak hanya (dijual) di Indonesia kita pertama mulai di Thailand, tapi di Thailand kita baru mulai beberapa tahun. Dan kita dengan cepat memperkenalkan ini juga ke Indonesia dan Vietnam," tambahnya. Baca Juga: Asosiasi Semen Ungkap 70% Semen yang Beredar di Pasaran Sudah Rendah Karbon Melalui semen rendah karbon, Thammasak bilang SCG ingin memperkenalkan teknologi baru mereka kepada industri semen dan mempromosikan green konstruksi di Indonesia. Adapun saat ini, produksi produk semen rendah karbon mereka masih kurang dari 10% dari total produksi semen secara keseluruhan. Namun, Thammasak mengungkap pihaknya memiliki target produk semen rendah karbon akan meningkat hingga 50% dari total produksi khususnya untuk pasar Indonesia. Adapun, pihaknya melihat proyek-proyek infrastruktur besar di Indonesia seperti keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan yang terbaru adalah pembangunan 3 juta rumah per tahun sebagai proyek yang cukup potensial bagi SCG. "Kita sangat senang kalau bisa join (3 juta rumah). Definitely (proyek IKN) apapun yang bisa kita bantu akan kita lakukan. Nusantara memang letaknya jauh dari Jawa tapi kita bisa melakukannya dengan low carbon dengan cara yang sustain," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Peeramas Wajanawat selaku Direktur PT Semen Jawa, yang merupakan anak usaha SCG di Indonesia mengatakan kapasitas produksi pabrik hingga saat ini adalah sebanyak 2 juta ton per tahun. Adapun, dari 2 juta kapasitas itu, peningkatan atas permintaan semen rendah karbon terus meningkat. "Semen Jawa (kapasitas produksi) sekitar 2 juta ton per tahun, current situation untuk yang green product sekarang mendekati 1 juta ton. Hampir setengahnya," katanya. Dia juga tidak menutup kemungkinan kapasitas pabrik kedepannya akan lebih tinggi untuk memproduksi semen hijau atau yang rendah karbon. "Kita usahakan agar bisa semakin green, tapi kalau kita liat juga standar industri, kita kadang punya limit karena tergantung pada regulasi dari pemerintah Indonesia," tutupnya.