KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten semen dalam beberapa tahun terakhir mulai melirik peruntungan mereka dalam produk semen rendah karbon, semen ramah lingkungan atau semen hijau (green semen). Jika melihat pada jejak karbon, industri semen
merupakan salah industri penghasil material yang memiliki jejak karbon tinggi. Dalam laporan The World Economic Forum 2024, semen merupakan penyumbang sekitar 8% emisi karbon dioksida (CO2) dunia. Untuk mengurangi jejak karbon, beberapa emiten semen di dalam negeri mulai beralih untuk menciptakan dan memasarkan semen ramah lingkungan. Sebut saja PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang telah memiliki satu produk semen rendah karbon, yaitu Semen PCC (Portland Composite Cement). Baca Juga: Direktur Utama SIG Donny Arsal Dianugerahi Top CEO Indonesia Awards 2024 Sekretaris Semen Baturaja, Hari Liandu mengatakan saat ini pendapatan perseroan mayoritas telah berasal dari produk semen rendah karbon tersebut. "Produk semen rendah karbon atau semen PCC telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perseroan, yakni hampir 75% dari total penjualan hingga kuartal ke-3 tahun 2024," kata Hari kepada Kontan, Selasa (19/11). Adapun, terkait target penurunan emisi karbon, Semen Baturaja menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 572,6 kg CO2/ton cementitious atau (CO2/t Cem). "Hingga kuartal III-2024, SMBR berhasil melakukan penurunan emisi sebesar 567,4 kg CO2/t Cem, melampaui target yang telah ditetapkan," katanya. Tak hanya Semen Baturaja, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) juga memiliki langkah serupa. Dalam portofolionya, perseroan yang merupakan anak usaha dari Semen Indonesia Group (SIG) ini memiliki dua jenis semen yaitu semen kantong dan semen curah. Baca Juga: Semen Indonesia Dukung Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan dengan Semen Hijau Semen kantong yaitu Semen Andalas, Dynamix Serba Guna, Dynamix Masonry, dan Dynamix Extra Power. Dan semen curah dengan produk turunan antara lain beton rapid setting (SpeedCrete) dan beton berpori (ThruCrete). "Rangkaian produk semen dan turunan tersebut lebih rendah hingga 38% dibandingkan semen konvensional," ungkap Corporate Communications Manager SMCB, Novi Maryanti saat dihubungi Kontan, Selasa (19/11). Novi menambahkan, produk-produk semen ramah lingkungan ini telah berkontribusi hampir setengah dari pendapatan keseluruhan perseroan di tahun lalu. "Pada tahun 2023, solusi berkelanjutan atau produk ramah lingkungan rendah karbon ini telah berkontribusi 42,2% dari total pendapatan Perseroan," katanya. Baca Juga: Transformasi Hijau dan Efisiensi Biaya, SCG Siapkan Target Strategis Sebelumnya, perusahaan induk SMCB, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG juga telah meluncurkan produk semen hijau yang diklaim telah telah menghasilkan penurunan emisi karbon sampai dengan 38% per ton semen, lebih rendah jika dibandingkan dengan semen Ordinary Portland Cement (OPC). Dengan salah satu produk turunan semen hijau SIG adalah precise-interlock brick yang telah diaplikasikan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli