KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Beberapa perusahaan teknologi AS menyatakan kekecewaannya dengan keputusan hakim federal yang memblokir aplikasi baru untuk program yang melindungi imigran khususnya anak-anak yang dibawa ke Amerika Serikat dari deportasi. Hakim Distrik AS Andrew Hanen memihak sekelompok negara bagian yang menuntut untuk mengakhiri program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA). Alasannya, program tersebut dibuat secara ilegal oleh mantan Presiden Barack Obama pada tahun 2012. "Kami telah lama berargumen mendukung program ini, mengajukan amicus brief dalam kasus ini, dan kami sangat kecewa dengan keputusan (dari hakim)", kata juru bicara Google, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/7).
Pendiri Twitter, Google dan Photoshop Adobe mendesak Kongres AS untuk bersatu melindungi penerima program DACA atau dikenal juga sebagai “Pemimpi”, dengan Google mengatakan mereka ingin DACA disahkan menjadi undang-undang. Baca Juga: Kasus Covid-19 meledak, Thailand resmi larang pertemuan publik