KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula International Tbk tak bisa menahan lebih lama lagi efek penguatan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Perusahaan tekstil itu menyatakan sudah menaikkan harga jual sebagian produknya. Namun, kenaikan harga jual produk Trisula International diterapkan untuk sejumlah produk tertentu saja. "Penyesuaian (harga jual) ada tetapi belum masif. Masih kami jaga dulu sebagian harga jual," kata Dina Achmad Sungkar, Direktur PT Trisula Internationalula International Tbk kepada KONTAN, Jumat (7/9). Jika melongok laporan kinerja keuangan, besar kemungkinan Trisula International berpotensi menjaring keuntungan lebih di tengah kurs dollar AS. Sebab, perusahaan berkode saham TRIS di Bursa Efek Indonesia itu, mengantongi mayoritas pendapatan dari pasar luar negeri.
Untuk periode 30 Juni 2018, misalnya, nilai ekspor pakaian jadi menyentuh angka Rp 336,67 miliar atau 81,40% terhadap total penjualan bersih Rp 413,58 miliar. Kontribusi penjualan selebihnya berasal dari pasar ekspor. Trisula International menggaet tiga pelanggan besar dengan masing-masing nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total penjualan bersih semester I-2018. Ketiga pelanggan itu meliputi The Workwear Group, Cambridge dan Dimensions. Meski begitu, manajemen Trisula International belum bersedia membeberkan strategi memanfaatkan peluang penguatan dollar AS di pasar ekspor. Selama ini, kendaraan bisnis TRIS di pasar mancanegara melalui Trisco Tailored and Woven International Ltd. Produk andalannya berupa seragam, seragam fungsional dan pakaian golf. Berdasarkan catatan KONTAN, tahun ini, Trisula International menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar 10% year on year (yoy). Tahun lalu, perusahaan ini membukukan penjualan bersih sekitar Rp 773,81 miliar.