JAKARTA. Perusahaan pengolah minyak nabati asal Turki, Helvicazade, menawarkan kerjasama pengolahan (refinery) pada produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Indonesia. "Kami ingin promosikan CPO di Turki untuk keperluan sehari-hari," ujar Kadir Buyukhelvacigil member of the board Helvacizade Food, Pharma and Chemicals Inc., Rabu (19/2). Dalam pembicaraan Forum Bisnis Pelaku Usaha Palm Oil yang dimediasi oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementrian Pertanian RI tersebut, ia menawarkan bantuan untuk membangun refinery CPO di Turki. "Kami memiliki lahan. Bagi para pengusaha Indonesia yang ingin buka pabrik silahkan. Kami tidak akan ambil dana sedikitpun. Gratis," kata Kadir. Dia juga menawarkan sistem kerjasama patungan alias joint venture. "Dengan pengemasan dan merek dari Turki, produk CPO bisa mendapat nilai tambah di pasar Turki," ujar dia. Sementara itu, Manajer Senior PT Musim Mas Togar Sitanggang mengatakan akan mempertimbangkan tawaran tersebut. Pasalnya, selama ini Turki lebih banyak mengimpor bahan baku untuk diolah dan diekspor lagi. Selain itu, "pengiriman CPO ke Turki sedikit-sedikit. Sekali pengiriman sekitar 2.000 - 4.000 ton. Beda dengan ke Italia, misalnya, sekali kirim bisa 10.000 ton jadi lebih efisien," ujarnya. Mengutip data Ditjen PPHP Kementan, pada periode Januari-September 2013 lalu, Indonesia mengekspor ke Turki sebesar 297.056 ton dengan nilai US$ 212,7 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perusahaan Turki tawarkan pengolahan minyak sawit
JAKARTA. Perusahaan pengolah minyak nabati asal Turki, Helvicazade, menawarkan kerjasama pengolahan (refinery) pada produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Indonesia. "Kami ingin promosikan CPO di Turki untuk keperluan sehari-hari," ujar Kadir Buyukhelvacigil member of the board Helvacizade Food, Pharma and Chemicals Inc., Rabu (19/2). Dalam pembicaraan Forum Bisnis Pelaku Usaha Palm Oil yang dimediasi oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementrian Pertanian RI tersebut, ia menawarkan bantuan untuk membangun refinery CPO di Turki. "Kami memiliki lahan. Bagi para pengusaha Indonesia yang ingin buka pabrik silahkan. Kami tidak akan ambil dana sedikitpun. Gratis," kata Kadir. Dia juga menawarkan sistem kerjasama patungan alias joint venture. "Dengan pengemasan dan merek dari Turki, produk CPO bisa mendapat nilai tambah di pasar Turki," ujar dia. Sementara itu, Manajer Senior PT Musim Mas Togar Sitanggang mengatakan akan mempertimbangkan tawaran tersebut. Pasalnya, selama ini Turki lebih banyak mengimpor bahan baku untuk diolah dan diekspor lagi. Selain itu, "pengiriman CPO ke Turki sedikit-sedikit. Sekali pengiriman sekitar 2.000 - 4.000 ton. Beda dengan ke Italia, misalnya, sekali kirim bisa 10.000 ton jadi lebih efisien," ujarnya. Mengutip data Ditjen PPHP Kementan, pada periode Januari-September 2013 lalu, Indonesia mengekspor ke Turki sebesar 297.056 ton dengan nilai US$ 212,7 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News