Perwakilan massa: Dulu Anies kampanye tolak reklamasi, ternyata janji palsu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perwakilan Komunitas Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Khalil menangis saat menyuarakan keluhan nelayan Teluk Jakarta pasca keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB) di pulau reklamasi.

Ia mengaku heran dengan keputusan Anies yang mengingkari janji kampanyenya. "Kami sangat aneh dan heran mengapa Pak Anies Baswedan sebagai gubernur DKI mengingkari janjinya waktu kampanye yang katanya mau menolak reklamasi ternyata sekarang janji itu diabaikan, melupakan tangisan anak cucu nelayan," ucap Khalil dengan berlinang air mata di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (24/6).

Khalil menyebut dahulu dirinya beserta para nelayan sempat mempercayai Anies yang mengaku akan menghentikan reklamasi. Namun, dirinya kini merasa sedih dan terluka karena Anies seolah melupakan kata-katanya.


"Bagaimana mengemban tugas sebagai pemimpin wilayah DKI tak punya rasa tanggung jawab dari kata katanya. Dulu Anies sangat terkenal kampanyenya menolak reklamasi, ternyata janji palsu yang diterima kami nelayan tradisional," tuturnya.

Pria 51 tahun tersebut mengaku terpukul saat mengetahui Anies menerbitkan 932 IMB di pulau reklamasi. "Sakit rasanya setelah mendengar berita di TV bahwa reklamasi dilanjutkan dan IMB 932 akan diterbitkan. Kami sebagai nelayan sangat pedih rasanya, hatinya terpukul, tertusuk, kami semua akan digusur dan ditutup jalur aset lautnya di bibir pantai. Itu rasanya sangat sulit untuk kehidupan nelayan," kata Khalil. 

Sebelumnya, sejumlah aktivis Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta (KSTJ) berjalan mundur menuju Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat. Aktivis KSTJ terdiri dari KNTI, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), dan BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Mereka mengkritik langkah Anies yang menerbitkan 932 IMB di Pulau D reklamasi. (Ryana Aryadita Umasugi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perwakilan Massa: Dulu Anies Kampanye Tolak Reklamasi, Ternyata Janji Palsu..."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli