JAKARTA. PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) memprediksi tahun ini bakal menikmati berkah. Mereka yakin, persaingan bisnis penerbangan pesawat sewa atawa charter, kini lebih longgar. Penyebabnya, perusahaan penerbangan lain banyak yang kolaps sejak harga minyak dunia anjlok pada tahun 2015. Menurut pengalaman Indonesia Transport sebelum tahun 2015, delapan perusahaan bisa memperebutkan satu tender penerbangan sewa. "Sekarang tinggal tiga hingga empat perusahaan saja dan ini akan memperbesar peluang kami untuk menangkan tender," kata A. Wishnu Handoyo, Managing Director PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk, Senin (29/5). Hingga kini Indonesia Transport mengantongi tiga kontrak penerbangan sewa. Dua diantaranya kontrak dengan perusahaan migas berjangka waktu lima tahun. Satu kontrak lain melayani perusahaan batubara untuk jangka waktu setahun yang dapat diperpanjang setiap tahun.
Pesaing berkurang, kinerja IATA bisa lebih gesit
JAKARTA. PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) memprediksi tahun ini bakal menikmati berkah. Mereka yakin, persaingan bisnis penerbangan pesawat sewa atawa charter, kini lebih longgar. Penyebabnya, perusahaan penerbangan lain banyak yang kolaps sejak harga minyak dunia anjlok pada tahun 2015. Menurut pengalaman Indonesia Transport sebelum tahun 2015, delapan perusahaan bisa memperebutkan satu tender penerbangan sewa. "Sekarang tinggal tiga hingga empat perusahaan saja dan ini akan memperbesar peluang kami untuk menangkan tender," kata A. Wishnu Handoyo, Managing Director PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk, Senin (29/5). Hingga kini Indonesia Transport mengantongi tiga kontrak penerbangan sewa. Dua diantaranya kontrak dengan perusahaan migas berjangka waktu lima tahun. Satu kontrak lain melayani perusahaan batubara untuk jangka waktu setahun yang dapat diperpanjang setiap tahun.