Pesaing SBY Janjikan Pembenahan Utang



JAKARTA. Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beberapa kali mengajukan utang ke negara lain dan negara donor, dikritik habis oleh pesaingnya, Mega Prabowo dan JK-Wiranto. Mega-Prabowo menjanjikan, jika terpilih sebagai presiden dan cawapres 2009-2014, maka pasangan ini akan melakukan penjadwalan ulang (rescheduling)utang.

Sekretaris Tim Sukses Mega-Prabowo, Fadli Zon menyatakan saat ini APBN terlalu dibebani dengan utang luar negeri. Sebab itu, ia menjanjikan, dana yang seharusnya digunakan untuk membayar utang akan dialihkan untuk membiayai proyek infrastruktur dan program ekonomi berbasis kerakyatan. Ia mengatakan, banyak negara yang bersedia menjadwalkan ulang utang Indonesia. “Bahkan mereka bersedia melakukan haircut,” katanya kepada Kontan, Selasa (26/5).

Fadli mengatakan, postur APBN saat ini tidak sehat, karena 40 persen digunakan untuk membayar utang dan subsidi. Namun, pemerintah saat ini enggan mengajukan penjadwalan ulang utang karena takut dengan IMF, Bank Dunia, dan lembaga donor lain. “Pemerintah saat ini ingin dianggap good boy oleh asing,” katanya.


Sementara pasangan JK-Wiranto juga menjanjikan hal serupa. Mereka mengatakan akan melakukan penjadwalan ulang utang jika terpilih sebagai capres dan cawapres. Anggota Tim Sukses JK-Wiranto, Bambang Soesatyo mengatakan, memang seharusnya dana untuk membayar utang dialihkan untuk membangun infrastruktur. “Sehingga APBN lebih longgar, dan target pertumbuhan ekonomi hingga 8% - 9% bisa dicapai,” ucapnya. Selain itu, untuk membiayai APBN, pasangan JK-Wiranto memastikan akan mengevaluasi kontrak-kontrak migas yang dinilai merugikan. Sehingga, devisa Indonesia bakal meningkat.

Meskipun JK merupakan wakil SBY dan berada dalam sistem pemerintah saat ini, Bambang enggan jika JK disebut berkontribusi dalam pembengkakan utang luar negeri. “Pak JK kan hanya Wapres, yang memutuskan Presiden,” sergahnya. Sementara Ketua Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, Hatta Radjasa meminta agar pesaing SBY-Boediono tidak melontarkan kritik yang menyudutkan. Ia mengatakan banyak keberhasilan di bidang ekonomi yang telah diraih pemerintah saat ini di bawah kendali Presiden SBY.

“Masyarakat perlu tahu bahwa ekonomi kita tumbuh. Angka pengangguran turun dan angka kemiskinan juga turun. Itu bukan kata saya, tetapi kata Badan Pusat Statistik,” ujar Hatta. Hatta justru mengungkapkan, pasangan SBY-Boediono mulai mendapat serangan kampanye negatif. Pasangan ini mulai disudutkan melalui layanan pesan singkat (SMS) maupun dalam bentuk lainnya. Hanya saja, politisi PAN yang menjadi orang dekat SBY ini enggan membeberkan bentuk kampanye negatif itu. Ia hanya meminta Tim Sukses dan Tim Kampanye pasangan lainnya untuk berkampanye secara bermartabat, bermoral dan beretika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.