KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina menargetkan rencana ekspansi lapangan migas luar negeri. Negara-negara di Afrika menjadi salah satu target Pertamina dalam melakukan ekspansi. Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan, rencana akuisisi tetap akan mengedepankan sejumlah prinsip.
"Prinsipnya
good corporate governance (GCG) dan
best practice dalam bisnis," kata Ahok kepada Kontan, Minggu (23/7). Kontan mencatat, Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengonfirmasi bahwa Pertamina membuka peluang untuk melakukan ekspansi di Benua Hitam.
Baca Juga: Pertamina Resmi Jual Pertamax Green 95, Pengamat Soroti Sejumlah Poin Ini Kenya menjadi salah satu negara yang dipertimbangkan sebagai target lokasi dalam rencana ekspansi Pertamina. Asal tahu saja, Pertamina sudah mendapat permintaan untuk berinvestasi membangun kilang di sana. Saat ini, Pertamina sedang mengkaji berbagai bentuk ekspansi. “Salah satunya akuisisi blok migas, dan hasilnya bisa dikirim ke Indonesia,” kata Fadjar kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7). Belum ketahuan seperti apa
timeline maupun berapa anggaran yang direncanakan dalam niatan ekspansi ini. “Detail belum bisa kami sampaikan ya, karena baru tahap pertemuan,” tutur Fadjar.
Baca Juga: Pertamina Buka Peluang Akuisisi Lapangan Migas Baru di Afrika Kalau jadi direalisasi, maka agenda ekspansi Pertamina di Benua Afrika bakal menambah daftar portofolio bisnis Pertamina di luar negeri. Mengutip siaran pers perusahaan, Pertamina telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 13 negara yaitu Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Anggola dan Venezuela per Agustus 2021. Aset-aset tersebut dikelola lewat PT Pertamina Internasional EP (PIEP), anak usaha Pertamina yang ditugaskan berinovasi dalam mengakuisisi dan mengelola lapangan migas di luar negeri serta mencari sumber-sumber migas di berbagai negara. Menurut data per Agustus 2021, sebanyak 76% hasil minyak dari luar negeri tersebut diupayakan dikirimkan ke kilang domestik untuk mendukung ketahanan energi nasional. Kontribusi terbesar minyak tersebut berasal dari tiga aset di Algeria, Malaysia dan Irak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .