Pesan Fed ke market: Bersiaplah suku bunga naik



NEW YORK. Seperti yang diprediksi banyak pihak, The Federal Reserve memang memberikan isyarat melemahnya ekonomi untuk sementara waktu. Meski demikian, The Fed masih memberikan sinyal akan terus melakukan pengetatan kebijakan.

"The Fed tak lagi melihat pelemahan yang terjadi di kuartal pertama. Berdasarkan opini saya, mereka akan lebih melihat data-data terkini atas rencana menaikkan suku bunga acuan Juni mendatang," papar Peter Boockvar, chief market analyst Lindsey Group.

Sementara, Michael Schumacher, head of rates strategy Wells Fargo Securities menjelaskan, indeks futures suku bunga The Fed mengindikasikan 75% kemungkinan terjadinya kenaikan suku bunga pada Juni. Prediksi ini naik 5% setelah pengumuman The Fed tadi malam.


"Memang terlihat cukup optimistis. Tidak ada perbedaan yang cukup besar antara pernyataan The Fed sekarang dan yang terakhir. Pernyataan yang menyatakan bahwa mereka mengabaikan pertumbuhan ekonomi kuartal I yang lemah merupakan hal yang besar. Tidak ada perubahan berarti pada arah kebijakan mereka," kata Schumacher.

Catatan saja, pertumbuhan kuartal pertama AS terbilang cukup lemah, yakni hanya 0,7%. Namun sejumlah ekonom memprediksi adanya rebound dan beberapa pihak memprediksi adanya pertumbuhan di atas 3%.

"Komite memandang, terjadinya perlambatan ekonomi pada kuartal pertama merupakan masa transisi. Komite tetap memprediksi dengan dilakukannya penyesuaian pada kebijakan moneter, aktivitas ekonomi akan tumbuh moderat, kondisi pasar tenaga kerja akan terys menguat, serta inflasi akan stabil di kisaran 2% dalam jangka menengah," demikian pernyataan The Fed.

The Fed juga mencatat, bahwa inflasi sempat turun pada Maret, namun meramal akan kembali stabil ke depannya.

"Meski banyak yang mengatakan bahwa data ekonomi melemah belakangan ini, seperti pertumbuhan PDB kuartal pertama yang hanya 0,7% dapat memperlambat aksi The Fed, kami rasa Komite masih akan tetap melanjutkan arah kebijakan menuju kenaikan suku bunga setidaknya sebanyak dua kali pada tahun ini. Pernyataan yang diutarakan The Fed merefleksikan hal tersebut," tulis Rick Rieder, BlackRock's chief investment officer and co-head of global fixed income.

Menurut Rieder, The Fed sangat jelas dalam mengutarakan tujuannya. "Dalam pandangan kami, hanya ada kasus signifikan atau kejatuhan ekonomi yang cukup dalam, atau bahkan guncangan di pasar finansial akibat ketegangan politik yang tak terduga, yang bisa memutarbalikkan arah kebijakan The Fed," jelasnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie