Pesan Jokowi kepada para CEO: Dalam kesempitan, selalu ada kesempatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Jokowi Widodo mengingatkan tantangan perekonomian pada tahun depan masih cukup berat. Salah satu pemicunya, tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok belum mereda.

Indikasi perang dagang belum usai tercermin dari KTT APEC 2018 di Papua Nugini yang berakhir tanpa kata sepakat, belum lama ini.

Meski perekonomian masih diselimuti ketidakpastian, Presiden Jokowi mengharapkan masyarakat dan kalangan dunia usaha tidak perlu cemas. "Sebab, di setiap kesempitan, selalu ada kesempatan," ungkap Presiden Jokowi dalam sambutan acara Kompas100 CEO Forum ke-9 di Jakarta Convention Center, Selasa (27/11).


Berbicara di hadapan para pemimpin perusahaan (CEO), Jokowi meminta dunia usaha terus meningkatkan daya saing untuk menghadapi persaingan global, termasuk kehadiran revolusi industri 4.0.

Dunia usaha perlu melakukan terobosan, menggali segala bentuk peluang dan mengkapitalisasi potensi yang dimiliki. "Kita harus menggenjot hilirisasi. Entah itu nikel, timah, maupun batubara. Sekarang ada teknologi, batubara bisa menjadi gas. Kita harus mulai berani beralih dari barang mentah ke barang jadi atau setengah jadi," ungkap Jokowi.

Agar bertahan dari ketatnya persaingan, pengembangan SDM mutlak dilakukan, termasuk membangun pendidikan vokasi. Presiden juga meminta masyarakat mengubah pola pikir dari konsumtif ke produktif. Perlu penguatan kapasitas dari sebelumnya berorientasi sektoral menjadi komprehensif. "Kita harus melatih pekerja agar naik kelas. Ini penting bagi CEO," kata Jokowi.

Presiden juga menilai, kunci menghadapi tantangan perekonomian ke depan akan terletak pada kapasitas pemimpin, termasuk pemimpin perusahaan dengan dukungan SDM yang tangguh. "Kita butuh pemimpin yang open minded, terbuka, siap menghadapi ketidakpastian," tutur Jokowi.

CEO Kompas Gramedia, Lilik Oetama, menyatakan event saat ini merupakan acara Kompas100 CEO Forum yang kesembilan. Para pesertanya adalah para CEO perusahaan yang masuk dalam kelompok indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia. Peserta lainnya adalah kalangan akademisi dan para analis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati