KONTAN.CO.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui dalam pesan Malam Natalnya bahwa banyak warga Ukraina menginginkan Presiden Rusia Vladimir Putin meninggal dunia. “‘Semoga dia binasa,’ mungkin itu yang terlintas di benak masing-masing dari kita,” ujar Zelensky dalam siaran tersebut. “Namun ketika kita berpaling kepada Tuhan, tentu kita memohon sesuatu yang lebih besar.” Dia menambahkan, “Kita memohon perdamaian bagi Ukraina. Kita berjuang untuk itu. Kita berdoa untuk itu. Dan kita pantas mendapatkannya, agar setiap keluarga Ukraina dapat hidup dalam harmoni.”
Mengutip
The Hill, pernyataan tersebut langsung menuai reaksi keras dari Kremlin. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut pesan Zelensky sebagai “tidak beradab, penuh kebencian, dan berasal dari sosok yang tampak tidak stabil,” seraya mempertanyakan apakah Zelensky “mampu mengambil keputusan rasional,” menurut media Rusia. Pesan Natal ini disampaikan sehari setelah Zelensky mengajukan rencana perdamaian baru berisi 20 poin kepada Rusia. Rencana tersebut mencakup pembentukan “sabuk benteng” di sepanjang garis pertahanan di wilayah Donetsk timur yang telah dikuasai Ukraina sejak 2014, guna mencegah invasi lanjutan dari Rusia.
Baca Juga: Pesan Natal di Era Trump: Sindiran, Agenda Politik, dan Klaim Ekonomi Tumbuh 4,3% Sebelumnya pada hari yang sama, Zelensky juga menyampaikan bahwa ini merupakan “Natal keempat bagi rakyat Ukraina di tengah perang,” sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia, yang disebutnya sebagai perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, melalui unggahan di platform X. Zelensky menuduh Moskow tidak hanya menolak gencatan senjata pada hari suci Natal, tetapi juga melancarkan serangan besar-besaran menggunakan rudal dan drone terhadap infrastruktur energi Ukraina, yang menyebabkan pemadaman listrik dan serangan berlanjut di garis depan. “Sayangnya, Rusia terus menolak proposal gencatan senjata yang nyata, seperti yang telah dilakukan sepanjang tahun ini. Sebaliknya, Moskow justru berupaya memperpanjang perang dan melanjutkan serangan,” ujarnya.
Tonton: Natal 2025, Prabowo Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas di Tengah Bencana Sementara itu, Peskov pada Kamis mengatakan bahwa Kremlin tengah mengkaji proposal perdamaian yang disampaikan kepada Moskow setelah serangkaian pertemuan akhir pekan lalu di Miami, sebagaimana dilaporkan Reuters. Kesimpulan
Pernyataan Zelensky dalam pesan Natal menandai eskalasi retorika emosional dalam konflik Ukraina-Rusia. Di tengah kegagalan gencatan senjata dan berlanjutnya serangan militer Rusia, pesan tersebut mencerminkan kelelahan psikologis rakyat Ukraina setelah empat tahun Natal dalam bayang-bayang perang. Reaksi keras Kremlin menunjukkan semakin lebarnya jurang komunikasi, meski pembahasan proposal perdamaian masih terus berlangsung di balik layar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News