Pesan Sri Mulyani kepada direksi Indonesia Investment Authority (INA) yang baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia telah resmi memiliki Lembaga Pengelola Investasi yang dinamai Indonesia Investment Authority (INA).

Hal itu setelah Dewan Pengawas memilih jajaran direksi INA. Terdapat 5 orang jajaran direksi yang telah diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo.

Pada jajaran direksi terdapat Ridha Wirakusumah sebagai Direktur Utama, Arief Budiman Wakil Direktur Utama, Stefanus Ade Widjaja menjabat sebagai Direktur Investasi, Marita Alisjahbana sebagai Direktur risiko, dan Eddy Porwanto sebagai Direktur Keuangan.


"Saya ingin sampaikan bahwa dengan terbentuknya Dewan Direktur dan Dewas, kita sudah mulai bekerja," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai anggota dewan pengawas di Kantor Presiden, Selasa (16/2).

Baca Juga: Jokowi yakin Indonesia Investment Authority bisa jadi SWF kelas dunia

INA diharapkan dapat bekerja sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) yang dikelola secara profesional dengan tata kelola yang baik. Sehingga INA menjadi salah satu solusi untuk pembangunan di Indonesia.

Selama ini pembangunan di Indonesia masih bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adanya INA akan memberikan instrumen pendanaan baru.

"Jadi salah satu tambahan dari sisi instrumen maupun vehicle bagi pemerintah untuk bisa terus menjalankan pembangunan dengan tata kelola yang baik dan sustainibilitas," terang Sri.

Pada operasionalnya, Dewas juga telah menguat sejumlah aturan untuk landasan awal INA. Selain itu pemerintah juga telah menyalurkan modal awal bagi INA.

Penyertaan Modal Negara (PMN) telah disalurkan pada tahun 2020 sebesar Rp 15 triliun dan telah dicadangkan sebesar Rp 15 triliun tahun 2021. INA juga akan memiliki aset BUMN.

Selanjutnya: Jokowi yakin Indonesia Investment Authority bisa jadi SWF kelas dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli