Pesanan alat berat Hexindo membeludak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) optimistis mampu memenuhi target bisnis pada tahun ini. Satu indikasinya, alat berat HEXA sudah habis terpesan hingga tahun depan.

Direktur HEXA, Djonggi Gultom menyebutkan, permintaan alat berat telah lengkap dan bakal terpenuhi hingga beberapa bulan ke depan, yakni Oktober 2019.

Tanpa menyebutkan identitas kliennya, permintaan signifikan HEXA berasal dari salah satu kontraktor tambang terbesar di Indonesia. Adapun nilai order alat berat tersebut mencapai Rp 555 miliar atau sekitar US$ 38,8 juta.


Dengan pencapaian ini, mulai semester II 2018 para pelanggan alat berat HEXA yang akan memesan wajib mengantre. "Setelah Oktober 2019 baru bisa (pesan). Jadi, harus antre menunggu," ungkap Djonggi kepada Kontan.co.id, kemarin.

Bukan hanya HEXA, menurut Djonggi, pemain alat berat lain juga kebanjiran permintaan. Hal tersebut dipengaruhi kenaikan harga komoditas, terutama batubara. Atas kondisi ini, banyak perusahaan yang menaikkan produksi sehingga mendorong penjualan alat berat. "Di sisi lain, tidak banyak pemasok yang bisa menyediakan alat berat untuk pertambangan dengan ukuran 100 ton ke atas," ungkap dia.

Dengan meningkatnya permintaan hingga tahun depan, manajemen HEXA optimistis target pertumbuhan bisnis sebesar 30% pada tahun ini bisa tercapai. Secara volume, HEXA menargetkan penjualan alat berat 2.000 unit.

Tahun lalu manajemen HEXA memasang target penjualan sebanyak 1.300 unit dengan realisasi 1.500 unit.

Tahun ini, estimasi penjualan 2.000 unit merupakan pasokan maksimal dari pabrik HEXA. Padahal permintaannya bisa mencapai 3.000 unit. Oleh karena itu, demi memaksimalkan pelayanan, HEXA menerapkan strategi dengan menawarkan jasa servis spare part kepada pelanggan.

Pada tahun buku 2017-2018 yang berakhir 31 Maret 2018, HEXA meraup pendapatan bersih US$ 343,23 juta, tumbuh 15% year-on-year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati