JAKARTA. Iming-iming kupon yang menggiurkan sukses menarik minat investor ritel pada penjualan obligasi negara ritel atau ORI010. Jumlah pemesanan yang masuk dari 20 agen penjual ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mencapai Rp 20,367 triliun. Angka ini sedikit lebih tinggi ketimbang target awal Rp 20 juta. "Setelah proses
cleaning data, kami menetapkan penjatahan Rp 20,20 triliun," kata Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan Robert Pakpahan, Senin (7/10). Dengan nilai tersebut, penerbitan ini merupakan angka ORI terbesar sejak terbit pertama tahun 2006. Realisasi penerbitan ini lebih rendah dibandingkan hasil
one on one meeting yang dilakukan dengan agen penjual. Saat itu, permintaan dari seluruh agen penjual mencapai Rp 24,27 triliun. Pemerintah kemudian menetapkan target penjualan Rp 20 triliun dan dapat ditingkatkan hingga maksimal Rp 21 triliun.
Selama masa penawaran, total pemesan yang masuk mencapai 38.860 investor dari 34 provinsi. Jumlah investor baru mencapai 26.824 investor. Dengan total investor ini, rata-rata pembelian ORI010 mencapai Rp 524 juta per investor. Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan, membanjirnya investor disebabkan kupon ORI yang menarik. Penerbitan ORI kali ini berbarengan dengan kondisi pasar yang berfluktuasi. Sejak awal tahun ini,
yield atau imbal hasil obligasi pemerintah telah merangkak naik. Pemerintah pun mematok kupon dengan menyesuaikan
yield obligasi. "Jadi penerbitan ORI010 membutuhkan kupon yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya," kata Ariawan. Sekadar informasi, ORI009 bertenor tiga tahun yang terbit tahun 2012 hanya ditawarkan dengan kupon 6,25%. Saat itu, total volume pemesanan yang masuk hanya sekitar Rp 12,76 triliun dengan jumlah investor mencapai 23.127 investor. Robert mengatakan, porsi terbanyak adalah investor ritel dengan pembelian antara Rp 5 juta hingga Rp 100 juta yang mencapai 37,6% dari total pemesanan. Porsi investor ritel ini bergeser dari ORI009. Saat itu, pemesanan terbanyak pada nominal antara Rp 100 juta hingga Rp 500 juta
(lihat tabel).
Penawaran instrumen bertenor tiga tahun ini dilakukan oleh 20 agen penjual yang terdiri dari 17 bank swasta dan 3 perusahaan sekuritas. Pada masa penawaran, agen penjual melakukan pemasaran di 27 kota di Indonesia. Setelmen ORI010 dilakukan pada 9 Oktober 2013. ORI berkupon 8,5% per tahun ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia 10 Oktober 2013. Namun, karena ada ketentuan
one coupon holding period, penjualan ORI010 di pasar sekunder baru dapat dilakukan setelah pembayaran kupon pertama pada 15 November 2013. Ariawan mengatakan, harga ORI010 berpotensi naik di pasar sekunder setelah minimum holding period berakhir. Saat ini,
yield surat utang negara (SUN) bertenor tiga tahun di pasar sekunder mencapai 7,45%. "Jadi dengan
yield sebesar 8,5%, akan besar kemungkinan
yield ORI turun mendekati
yield SUN di pasar sekunder sehingga harganya naik," ujar Ariawan.
Persentase Distribusi Pemesan ORI |
Nominal pemesanan | ORI009 | ORI010 |
5 juta - 100 juta | 35,7% | 37,6% |
100 juta - 500 juta | 41,7% | 37% |
500 juta - 1 miliar | 12,6% | 13,5% |
1 miliar - 3 miliar | 10,1% | 11,9% |
sumber: DJPU |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati