JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) sudah membuka penawaran instrumen surat utang baru, Saving Bond Retail (SBR) sejak 2 Mei lalu. Obligasi berkode SBR001 ini diterbitkan tak hanya untuk mencari utang baru pemerintah, tapi juga untuk menambah gairah investor retail menabung dan berinvestasi. Salah satu agen penjual pemesanan SBR di pasar perdana yaitu PT Bank Negara Indonesia. Teddu Atmaja Vice President Product Development BNI mengatakan, pihaknya telah menerima pemesanan sebanyak 40% dari keseluruhan SBR yang ditargetkan yaitu antara Rp 400 miliar-Rp 500 miliar. Jika dihitung, pesanan SBR yang masuk lewat BNI mencapai sekitar Rp 200 miliar. "Baru beberapa hari, tapi minat masyarakat sudah lumayan tinggi. Harapan kami, bisa terjual 100%. Kami optimis target penjualan 100% akan tercapai," ujar Teddy kepada KONTAN, Selasa (6/5).
Pesanan Saving Bond di BNI nyaris Rp 200 miliar
JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) sudah membuka penawaran instrumen surat utang baru, Saving Bond Retail (SBR) sejak 2 Mei lalu. Obligasi berkode SBR001 ini diterbitkan tak hanya untuk mencari utang baru pemerintah, tapi juga untuk menambah gairah investor retail menabung dan berinvestasi. Salah satu agen penjual pemesanan SBR di pasar perdana yaitu PT Bank Negara Indonesia. Teddu Atmaja Vice President Product Development BNI mengatakan, pihaknya telah menerima pemesanan sebanyak 40% dari keseluruhan SBR yang ditargetkan yaitu antara Rp 400 miliar-Rp 500 miliar. Jika dihitung, pesanan SBR yang masuk lewat BNI mencapai sekitar Rp 200 miliar. "Baru beberapa hari, tapi minat masyarakat sudah lumayan tinggi. Harapan kami, bisa terjual 100%. Kami optimis target penjualan 100% akan tercapai," ujar Teddy kepada KONTAN, Selasa (6/5).