KONTAN.CO.ID - POCHEON. Delapan orang terluka di Korea Selatan pada Kamis (6/3) setelah bom yang dijatuhkan oleh pesawat Angkatan Udara mendarat di distrik sipil, merusak rumah-rumah dan sebuah gereja selama latihan militer di Pocheon, kata angkatan udara dan seorang pejabat pemadam kebakaran.

Mengutip Reuters, Kamis (6/3), seorang pejabat dari Dinas Pemadam Kebakaran Gyeonggi-do Bukbu mengatakan dari delapan orang yang terluka, dua orang di antaranya terluka parah.

Pocheon terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) di timur laut Seoul, dekat perbatasan dengan Korea Utara yang dijaga ketat oleh militer.

KB Bank dan Indonesia Eximbank Jalin Sinergi Untuk Perkuat Pembiayaan Ekspor Nasional

Angkatan Udara Korea Selatan mengatakan delapan bom Mk82 seberat 500 pon (225 kg) dari jet KF-16 jatuh di luar lapangan tembak selama latihan tembak gabungan dengan peluru tajam.

Baca Juga: Trump: Jepang dan Korea Selatan Ingin Bermitra untuk Bangun Jaringan Pipa Gas Alaska

"Kami mohon maaf atas kerusakan yang disebabkan oleh kecelakaan jatuhnya pesawat secara tidak normal, dan kami berharap para korban luka segera pulih," kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.

Warga di daerah tersebut telah memprotes gangguan dan potensi bahaya dari tempat latihan di dekatnya selama bertahun-tahun.

Foto-foto yang dibagikan oleh kantor berita News1 yang katanya diambil dari tempat kejadian menunjukkan sebuah rumah yang rusak parah dengan puing-puing berserakan di tanah di sebelahnya.

Kementerian pertahanan mengatakan sebelumnya pada hari Kamis bahwa pasukan Korea Selatan dan AS mengadakan latihan tembak gabungan pertama mereka di Pocheon, yang terkait dengan latihan militer tahunan yang akan dimulai minggu depan.

Korea Selatan dan Amerika Serikat akan memulai latihan tahunan Freedom Shield pada hari Senin, kata Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS).

Baca Juga: Presiden Korsel yang Dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, Jalani Sidang Perdana

Latihan gabungan, yang akan berlangsung hingga 20 Maret, bertujuan untuk memperkuat kesiapan aliansi terhadap ancaman seperti Korea Utara, kata JCS.

Latihan tahun ini akan mencerminkan "pelajaran yang dipelajari dari konflik bersenjata baru-baru ini" dan kemitraan Korea Utara yang semakin berkembang dengan Rusia, tambahnya.

"Para perencana kami melihat ke seluruh dunia dan mengidentifikasi tren yang berubah dan kami melihat bagaimana kami dapat menggabungkannya ke dalam latihan kami," Ryan Donald, juru bicara Pasukan Amerika Serikat di Korea (USFK), mengatakan pada jumpa pers pada hari Kamis.

Lee Sung-jun, juru bicara JCS Seoul mengatakan, sekitar 70 sesi latihan lapangan gabungan dijadwalkan untuk latihan tahun ini.