Pesawat Garuda pengangkut jemaah haji terpaksa putar balik, ini kronologinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesawat Garuda Indonesia pengangkut 455 jemaah haji Indonesia asal kloter Ujung Pandang (UPG) 14 mengalami masalah teknis. Kondisi ini membuat pesawat harus kembali ke bandara asal Sultan Hasanudin, Makassar usai terbang dua jam.

Rencananya pesawat tersebut mengantarkan jemaah haji menuju Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz di Madinah.

Mengacu laporan Maskapai Garuda Airlines yang diterima Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, pesawat tipe Boeing 747-400 itu mengalami kerusakan hidrolik leaking oil (nose gear) di bagian roda.


Kepala Seksi Kedatangan dan Keberangkatan Daker Bandara PPIH Arab Saudi, Cecep Nursyamsi mengakui kondisi ini baru pertama kali terjadi.

"Ini tidak membahayakan, tapi karena mempertimbangkan keselamatan penumpang, maka diputuskan kembali ke embarkasi keberangkatan," kata dia di Madinah, Rabu (17/7) dilansir dari laman Kemenag.

Dia menceritakan, pesawat awalnya terbang (take off ) dari Bandara Sultan Hasanudin Makassar sekitar pukul 19.00 Wita. Namun usai dua jam terbang, baru diketahui adanya gangguan teknis di bagian roda pesawat.

Kru pesawat kemudian menginformasikan kepada jemaah jika pesawat akan putar balik ke Makassar. Pesawat mendarat di Bandara Makassar sekitar pukul 02.30 Wita. Jemaah haji kemudian diminta turun dan masuk ke ruang tunggu.

"Jemaah ditempatkan di gate internasional selama menunggu proses penanganan GA 1114 untuk laik terbang," tambahnya.

Pergantian pesawat pun tidak dilakukan karena diprediksi hal ini justru akan membuat jemaah lebih lama menunggu. "Karena bisa jadi pesawat cadangan ada di lokasi lain," jelas dia.

Sekitar dua jam lamanya pesawat menjalani pemeriksaan dan perbaikan. Saat dipastikan pesawat dalam kondisi baik, jemaah kembali diminta masuk ke dalam pesawat untuk berangkat menuju Madinah.

"Sekitar pukul 06.00 Wita, pesawat kembali diterbangkan. Dan sudah sampai di Madinah pukul 11.28 waktu Arab Saudi dengan selamat," ungkap dia.

Dia memastikan peristiwa tersebut tidak mengganggu jadwal keberangkatan jamaah haji dari kloter atau embarkasi lain dari Tanah Air ke Tanah Suci. Persiapan hanya dilakukan petugas yang menyambut jemaah haji di Bandara Madinah.  

Dia menuturkan, sesuai aturan penumpang pesawat mendapatkan kompensasi bila penerbangannya mengalami keterlambatan.

Sesuai kontrak pada penerbangan haji, maskapai harus memberikan makanan ringan jika keterlambatan mencapai  4 sampai 6 jam. "Jika lebih dari 6 jam, menyiapkan akomodasi dan makan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto