Pesawat Pengebom AS Serang Lokasi Penyimpanan Senjata Houthi di Yaman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesawat Bomber siluman B-2 AS menyerang situs penyimpanan senjata yang terkait dengan Houthi di Yaman. Serangan ini merupakan upaya terbaru untuk menanggulangi serangan kelompok yang didukung Iran tersebut, yang telah mengganggu pelayaran komersial di Laut Merah.

Serangan tersebut menghantam lima fasilitas bawah tanah yang diperkuat, seperti yang dinyatakan oleh Sekretaris Pertahanan Lloyd Austin. Dia menekankan bahwa penggunaan bom B-2 dimaksudkan untuk mengirimkan pesan yang jelas.

Austin menambahkan, “Ini adalah demonstrasi unik kemampuan Amerika Serikat untuk menargetkan fasilitas yang ingin dijauhkan oleh musuh kita, terlepas dari seberapa dalam terkubur, diperkuat, atau dipertahankan.”


Baca Juga: Terkuak, Ini Cara Israel Mengelabui Hizbullah Lewat Serangan Pager

Komando Pusat AS juga menyatakan bahwa bunker-bunker tersebut mengandung “rudal, komponen senjata, dan amunisi lain yang digunakan untuk menyerang kapal militer dan sipil di seluruh wilayah.”

Selain itu, mereka menginformasikan bahwa personel Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS terlibat dalam operasi tersebut, dan hingga saat ini tidak ada indikasi korban sipil.

AS dan Israel telah berulang kali menyerang Houthi, yang mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden setelah Israel memulai kampanye melawan militan Hamas di Jalur Gaza setelah serangan 7 Oktober lalu. Meskipun sudah banyak serangan terhadap kelompok tersebut, sekutu-sekutu ini belum dapat menghentikan serangan Houthi.

Dalam penilaian bulan Juni, pejabat intelijen AS melaporkan bahwa serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah menyebabkan penurunan 90% dalam pengiriman kontainer melalui daerah tersebut antara Desember dan Februari.

Baca Juga: Ini Alasan AS Kirim Sistem Antirudal Thaad yang Kuat ke Israel

B-2 terbang menuju targetnya dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri. Ini menandai pertama kalinya sejak Januari 2017 bahwa pesawat pembom siluman berbentuk sayap tersebut melakukan misi tempur. Saat itu, dua B-2 terbang dalam misi pulang pergi selama 30 jam untuk membom kamp pelatihan ISIS di Libya.

Setiap B-2 mampu mengangkut hingga 20 ton bom, termasuk 80 amunisi panduan GPS seberat 500 pon.

Selanjutnya: Tank Israel Tembaki Menara Pengawas UNIFIL di Lebanon

Menarik Dibaca: Hati-Hati, Inilah Ciri-Ciri Krim yang Mengandung Merkuri Berbahaya

Editor: Handoyo .