Pesawat pengintai China seri KJ-600 sukses jalani uji terbang terbaru



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tentara Pembebasan Rakyat China pada hari Rabu (27/1) telah berhasil melakukan uji coba penerbangan terbaru untuk pesawat pengintai KJ-600. Dikutip dari South China Morning Post, uji coba berlangsung Rabu pagi di Xian.

KJ-600 merupakan pesawat peringatan dini pertama yang dikembangkan di dalam negeri China, saat ini sedang dalam tahap akhir pengembangan.

Pesawat pengintai generasi terbaru ini melakukan penerbangan perdananya pada bulan Agustus tahun lalu. Penerbangan perdana tersebut terjadi dua tahun setelah pemerintah China mengonfirmasi bahwa pesawat semacam itu sedang dalam pengembangan.


Secara khusus, KJ-600 dirancang untuk beroperasi ari kapal induk. Radar active electronically scanned array (AESA) besar milik pesawat ini membuatnya mampu mengenali pesawat siluman seperti F-22 dan F-35 milik AS.

Jon Grevatt, nalis Asia-Pasifik di media industri pertahanan Janes, mengatakan radar AESA baru akan memberi KJ-600 jangkauan yang lebih besar untuk mendeteksi dan melacak target.

"Ini akan memberikan China kesadaran situasional yang ditingkatkan, sekaligus memberi pemahaman yang lebih baik tentang apa saja ancaman yang masuk," ungkapnya seperti dikutip South China Morning Post.

Baca Juga: Pentagon cemas dengan performa tank Abrams, ini penyebabnya

Lebih lanjut, Grevatt menjelaskan bahwa kemampuan tersebut akan sangat bermanfaat saat China ingin memantau wilayah yang luas seperti Laut China Selatan atau Laut China Timur.

Menurut Grevatt, pengaplikasian KJ-600 sama seperti pengganda kekuatan untuk kapal induk, karena mereka tidak hanya memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan ofensif menggunakan pesawat tempur, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik untuk megintai.

Dengan KJ-600, China kini menjadi satu-satunya negara ketiga di dunia, setelah AS dan Perancis, yang memiliki pesawat peringatan dini sayap tetap berbasis kapal induk. AS dan Perancis sendiri menggunakan pesawat E-2 Hawkeye buatan AS.

Negara pesaing lain seperti Inggris dan India saat ini masih menggunakan helikopter untuk menjalankan peran serupa, tentunya dengan jangkauan yang lebih pendek.

Selanjutnya: Jepang-AS sepakat perkuat aliansi, Indo-Pasifik kembali jadi fokus perhatian