Pesawat tempur Israel menyerang Hamas di Jalur Gaza



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesawat tempur Israel melakukan serangan udara yang menargetkan posisi Hamas di Jalur Gaza yang telah terkepung, menurut tentara Israel.

Dikutip dari Aljazeera, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan di Twitter bahwa serangan pada Selasa malam menghantam terowongan yang diklaim milik kelompok Palestina Hamas, menambahkan bahwa serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas tembakan roket dari Gaza.

Namun, saksi Palestina di lapangan mengatakan dua daerah pertanian di Khan Younis dan Deir al-Balah dihantam oleh tiga rudal.


Sebelumnya, tentara Israel mengatakan sebuah roket yang ditembakkan dari daerah Khan Younis telah "dicegat oleh sistem pertahanan udara Kubah Besi", tanpa menunjukkan apakah itu telah menyebabkan korban atau kerusakan.

Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas roket tersebut. Tidak ada informasi tentang korban dari kedua serangan yang telah dilaporkan sejauh ini.

Baca Juga: Arab Saudi tekankan Israel dan Palestina harus dibawa ke meja perundingan

Beberapa jam sebelum roket ditembakkan dari Khan Younis pada hari Selasa, tentara Israel mengumumkan telah menemukan terowongan yang melintasi "puluhan meter ke Israel dari Gaza".

Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus mengatakan Israel tidak tahu siapa yang menggali terowongan itu, tetapi mengatakan Hamas bertanggung jawab atas semua aktivitas di daerah kantong Palestina itu.

Warga Palestina telah menggunakan terowongan bawah tanah untuk menyelundupkan segala macam barang komersial ke Gaza.

Jalur Gaza yang miskin dan padat penduduk telah berada di bawah blokade Israel yang melumpuhkan sejak 2007, setelah Hamas mengambil alih daerah kantong pesisir itu.

Hamas dan Israel mencapai kesepakatan pada akhir September untuk menghentikan permusuhan, meskipun serangan terus berlanjut.

Israel telah melancarkan tiga serangan terhadap Jalur Gaza sejak 2008, dan telah terjadi banyak gejolak.

Selanjutnya: Penasihat Trump perkirakan banyak negara Arab akan mengikuti langkah UEA dan Bahrain

Editor: Handoyo .