Peserta uji klinik fase 3 vaksin corona di Bandung berkurang, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Proses fase 3 uji klinik vaksin corona (Covid-19) yang dilakukan di Bandung semakin berkurang. Kini relawan yang sudah disuntik calon vaksin corona tahap 2 tinggal 1.590 orang. Sebelumnya, relawan yang disuntik calon vaksin corona pada tahap 1 sebanyak 1.620 orang.

Meski berkurang, hingga saat ini belum ditemukan adanya reaksi yang mengkhawatirkan. "Kami telah melakukan 1.620 yang disuntikkan pertama, kemudian 1.590 suntikan kedua. Sampai sekarang enggak ada yang mengkhawatirkan," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil, dalam diskusi virtual, Selasa (3/11).

Dari uji klinik fase 3 tersebut terdapat sejumlah relawan yang drop out atau mengundurkan diri dari pelaksanaan uji klinik. Namun, Kusnandi menerangkan, mereka yang drop out bukan karena reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin.


"Memang ada yang drop out 17 orang tapi bukan karena reaksi vaksin. Ada sebanyak 7 orang karena pindah kerja dan yang 8 karena sakit tapi sakitnya bukan karena vaksin. Jadi saya pikir sampai saat ini keamanannya masih bisa dipertanggungjawabkan," jelas Kusnandi.

Baca Juga: ITAGI pastikan kandidat vaksin Covid-19 sudah lolos keamanan sejak fase I

Sampai saat ini reaksi yang timbul pasca penyuntikan ialah munculnya demam ringan yang sembuh pada satu dua hari kemudian.

Kusnandi menegaskan, dari pengalamannya meneliti vaksin lebih dari 30 kali, kandidat vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinik fase 3 terbilang paling aman.

"Hasil yang selama ini ada di kita itu cukup bagus. Saya sudah bukan pertama kali kan uji klinik, saya udah di atas 30 kali saya uji klinis. Dan ini termasuk uji klinis yang aman selama ini dibandingkan saya waktu uji klinis untuk vaksin tetanus lalu vaksin difteri lebih aman ini," ungkapnya.

Keamanan dari vaksin Covid-19 juga dipastikan sudah terjamin sejak masa uji klinik fase pertama yang dilakukan di China. Kusnandi menyebutkan, uji klinik fase 3 juga dilakukan di Brasil.

Terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), biasanya lantaran seseorang tersebut memang memiliki riwayat alergi terhadap zat campuran vaksin. Oleh karenanya, Kusnandi menekankan penting mengetahui riwayat si penerima vaksin nanti sebelum dilakukan penyuntikan.

KIPI biasanya muncul berupa reaksi gatal, kemerahan, bahkan pingsan usai dilakukannya penyuntikan vaksin. Kembali Kusnandi menegaskan bahwa keamanan vaksin bagi masyarakat menjadi fokus utama dalam pelaksanaan program vaksinasi.

"Nanti ditanyakan apakah ada alergi vaksin, itu pasti ditanyakan. Jadi kita mesti hati-hati [pelaksanaan vaksinasi] kalau habis imunisasi jangan pulang dulu sampai 30 menit misalnya nggak kuat itu datangnya dalam 30 menit pertama," kata Kusnandi.

Selanjutnya: Berapa lama tubuh kebal corona setelah sembuh dari Covid-19? Ini kata peneliti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto