KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelangi Indah Canindo Tbk (
PICO) pesimistis menatap kinerja tahun 2021. Bahkan manajemen PICO pun memperkirakan, penjualan perusahaan di tahun ini masih kontraksi. Direktur
PICO Rubianto mengatakan, kondisi saat ini masih belum berpihak kepada prospek bisnis PICO di sepanjang tahun 2021. Alhasil, perusahaan pun menargetkan pendapatan PICO bakal turun 5% di akhir tahun nanti. "Memang kondisi 2021 masih belum memungkinkan kami untuk meningkatkan pertumbuhan, dan kami optimistis tahun 2022 baru akan naik," kata dia kepada Kontan.co.id, beberapa waktu yang lalu.
Asal tahu saja, kinerja PICO di tahun lalu memang cukup mengecewakan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, pendapatan
PICO merosot 59,1% menjadi Rp 242,09 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 592,82 miliar. "Penurunan terbesar terjadi pada produk steel komponen sebesar 80% dan drum steel sekitar 35%," tambahnya. Sedikit informasi,
PICO merupakan produsen kemasan metal di Indonesia, yang melayani kebutuhan kemasan berbagai macam produk, seperti drum, tabung elpiji, kaleng pail, serta kaleng makanan. Namun hingga saat ini, 80% pendapatan PICO masih ditopang oleh penjualan produk drum pelumas. Rubianto menambahkan, sebenarnya pada kuartal pertama ini, permintaan drum steel sudah meningkat. Namun, permintaan tersebut tidak dapat terealisasikan secara maksimal karena industri kemasan drum steel masih kesulitan mendapatkan bahan baku CRC.
Baca Juga: Ini strategi Pelangi Indah Canindo (PICO) saat terdampak virus corona Kelangkaan bahan baku yang terjadi merupakan efek dari pandemi Covid-19. Alhasil, banyak produsen yang mengurangi kapasitas produksinya, bahkan menghentikan aktivitas produksi sejak tahun lalu. "Dan saat permintaan dunia mulai meningkat, tidak diantisipasi dari produsen sehingga terjadi kelangkaan. Sehingga sebagian pesanan konsumer kami usulkan menggunakan spek material yang tersedia di
stoklist maupun gudang PICO," sambungnya. Sementara untuk kemasan kaleng makanan seperti kaleng biskuit, ikut menorehkan kinerja yang kurang bagus di awal tahun 2021. Mengingat adanya kebijakan larangan mudik pada yang membuat sejumlah produsen produk biskuit menurunkan bahkan juga membatalkan pesanan yang telah dijadwalkan sebelumnya. "Pada kuartal I-2021, dalam masa bulan sebelum dan menghadapi Ramadan ada penurunan sebesar 10%, biasanya menjelang Ramadan terjadi kenaikan hingga double atau 100%," jelas dia. Untuk mencegah kerugian akibat pembatalan pesanan produk kaleng makanan yang terjadi,
PICO pun berupaya menggenjot produksi produk lain, yaitu kemasan drum plastik yang sudah mulai beroperasi sejak tahun lalu.
Tak banyak agenda bisnis yang dijalankan
PICO di tahun ini. Yang terang, PICO akan fokus untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan dengan menjalankan sejumlah langkah strategis. "Melakukan restrukturisasi utang bank dan utang dagang, mengajukan relaksasi kewajiban jangka pendek sesuai cash flow perusahaan, serta melakukan divestasi dan pembatalan Kerja sama yang telah di-setup periode lalu, untuk memperkuat struktur keuangan
PICO," pungkas Rubianto. Di tahun ini, PICO juga tidak berencana menganggarkan belanja modal alias
capital expenditure (capex).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari