NEW YORK. Sepanjang pekan lalu, dollar AS tak bertenaga menghadapi mata uang Benua Biru. Bahkan, dollar AS mencatatkan pelemahan terbesar dalam 11 bulan terakhir versus euro. Data Bloomberg menunjukkan, sepanjang pekan lalu, dollar AS keok 2,5% menjadi US$ 1,3130 versus euro setelah pada Jumat (14/9) sempat menyentuh level terlemah dalam empat bulan terakhir di level US$ 1,3169. Sedangkan jika berhadapan dengan yen, dollar mencatatkan penguatan 0,2% pada minggu lalu menjadi 78,39 yen. Sementara, pada periode yang sama, euro perkasa 2,7% menjadi 102,93 yen. Pelemahan dollar AS terkait langkah the Federal Reserve yang menyatakan akan segera memulai untuk membeli aset-aset untuk mendongkrak perekonomian. Langkah the Fed tersebut diprediksi akan melemahkan nilai dollar AS. "Adanya perubahan pernyataan kebijakan dari the Fed merupakan kejutan bagi investor yang menyukai risiko. Faktor pelemahan dollar lainnya adalah Bank Sentral Eropa, yang juga telah mengumumkan aksi agresif untuk mempertahankan euro," papar Andrew Wilkinson, chief economic strategist Miler Tabak di New York. Wikinson memprediksi, euro akan rally ke level US$ 1,3450 pada akhir tahun mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pesona dollar memudar akibat aksi agresif the Fed
NEW YORK. Sepanjang pekan lalu, dollar AS tak bertenaga menghadapi mata uang Benua Biru. Bahkan, dollar AS mencatatkan pelemahan terbesar dalam 11 bulan terakhir versus euro. Data Bloomberg menunjukkan, sepanjang pekan lalu, dollar AS keok 2,5% menjadi US$ 1,3130 versus euro setelah pada Jumat (14/9) sempat menyentuh level terlemah dalam empat bulan terakhir di level US$ 1,3169. Sedangkan jika berhadapan dengan yen, dollar mencatatkan penguatan 0,2% pada minggu lalu menjadi 78,39 yen. Sementara, pada periode yang sama, euro perkasa 2,7% menjadi 102,93 yen. Pelemahan dollar AS terkait langkah the Federal Reserve yang menyatakan akan segera memulai untuk membeli aset-aset untuk mendongkrak perekonomian. Langkah the Fed tersebut diprediksi akan melemahkan nilai dollar AS. "Adanya perubahan pernyataan kebijakan dari the Fed merupakan kejutan bagi investor yang menyukai risiko. Faktor pelemahan dollar lainnya adalah Bank Sentral Eropa, yang juga telah mengumumkan aksi agresif untuk mempertahankan euro," papar Andrew Wilkinson, chief economic strategist Miler Tabak di New York. Wikinson memprediksi, euro akan rally ke level US$ 1,3450 pada akhir tahun mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News