Pesona euro terangkat kenaikan suku bunga Eropa



JAKARTA. Reli valuta euro terhadap dollar Amerika Serikat (EUR/USD) masih berlanjut. Nilai EUR/USD, Jumat (8/4), naik 0,76% ke 1,4417. Ini adalah posisi terkuat euro dalam setahun terakhir.

Langkah Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) mengerek suku bunga acuan menjadi pendongkrak utama mata uang euro. ECB menetapkan kenaikan tingkat suku bunga setinggi 0,25% menjadi 1,25%, pada Kamis (7/4) lalu.

Di luar faktor ECB, kurs dollar AS belakangan ini memang cenderung melemah terhadap valuta utama dunia. Hal itu tecermin dari pergerakan indeks dollar AS, yang melemah 0,56% menjadi 75,17, kemarin. Itu posisi terendah indeks the greenback sejak 3 Desember 2009.


Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Futures, Apelles Rizal T. Kawengian, berpendapat dollar AS melemah karena sikap terakhir Bank Sentral AS (The Fed) soal suku bunga acuan. "Setelah ECB menaikkan suku bunganya, The Fed menyatakan tidak akan mengikuti langkah Eropa menaikkan suku bunganya," tutur Apelles.

Pernyataan The Fed pun menyeret turun indeks bursa AS. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), pada penutupan Kamis (7/4) terkoreksi 0,14% ke 12.409,49.

Kenaikan suku bunga ECB juga sempat menekan pasar saham Eropa. Indeks FTSE 100, misalnya, melemah 0,56% ke posisi 6.007,37 pada penutupan Kamis. Tapi pukul 18:45 WIB kemarin, indeks FTSE kembali bangkit menuju 6.059,04.

Investor global mengalihkan dananya dari saham ke obligasi Eropa maupun valuta euro. "Yield dua instrumen tersebut lebih menguntungkan," jelas Apelles. Dus, pasar saham Eropa membutuhkan waktu satu hingga dua bulan untuk menyesuaikan kenaikan tingkat suku bunga.

Potensi gain

Besarnya spread antara tingkat suku bunga Eropa dan suku bunga The Fed mendorong investor melakukan aktivitas carry trade. "Investor cenderung mengutang dari Amerika untuk membeli euro," kata Iwan Cahyo, Analis First State Futures.

Bukan hanya unggul dari dollar AS, spread antara euro dan Yen juga paling tinggi. Saat ini suku bunga Jepang berkisar 0%-0,1%. Dus, wajar apabila euro juga menguat hebat terhadap yen Jepang. Nilai kurs euro terhadap yen Jepang (EUR/JPY) kemarin naik 1% dari sehari sebelumnya menjadi 122,71.

Apelles menebak minggu depan EUR/USD akan mencoba menembus 1,46. "Jika bisa menembus batas resistance itu, euro akan terus menguat," kata dia. Hingga kuartal kedua tahun ini, prediksi Apelles, EUR/USD di level 1,4560.

Analisis berbeda diungkapkan Stefanus P. Susanto, Direktur Reliance Securities. Menurut dia, kenaikan suku bunga Eropa bisa menekan pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa. Kenaikan tingkat suku bunga berpotensi memperburuk perekonomian negara-negara Eropa yang sedang terbelit masalah finansial. "Kenaikan suku bunga bisa memperlemah investasi dan menekan pertumbuhan ekonomi negara seperti Portugal, Italia, Yunani dan Spanyol," tutur Stefanus. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: