KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024 sudah selesai Rabu (25/10). Dengan berakhirnya pendaftaran capres-cawapres, maka publik sudah dapat memprediksi gerak arah peta politik untuk Pemilu 2024. Pasar pun bisa mulai mengantisipasi hal tersebut. Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat mengatakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal pekan ini disebabkan oleh penolakan publik terhadap pencalonan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Melansir RTI, Rabu (25/10), IHSG anjlok 107,20 poin atau 1,57% ke level 6.741,96 pada penutupan perdagangan Senin (23/10).
“Penurunan itu disebabkan oleh penolakan masyarakat atas pencalonan Gibran dan anggapan politik dinasti,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (25/10).
Baca Juga: Pendaftaran Capres Selesai, Begini Ekspektasi Pasar Soal Pemilu Namun, jika ke depannya penolakan mulai mereda dan publik menerima pencalonan Gibran dengan tidak memilihnya jika tidak suka, pergerakan pasar akan positif. “Jika hal itu sudah terjadi, pasar akan merespons dengan baik dan IHSG bisa aman hingga akhir tahun 2023,” paparnya. Menurut Teguh, dampak dari rangkaian Pemilu 2024 ke IHSG baru bisa terlihat 1-2 bulan ke depan. Sebelum akhir tahun 2023, publik bisa melihat peta politik yang terjadi seperti apa lewat survei-survei pemilu. “Saat ini penolakan memang masih ramai, tapi lama kelamaan orang bakal membiarkan pencalonan Gibran dan bisa memilih calon yang lain,” tuturnya. Teguh melihat, Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 berbeda dengan Pilpres 2019. Kala itu, pilpres hanya ada 2 calon, sehingga terbagi 2 kubu yang
polar opposite, yaitu petahana dan oposisi pemerintah. Hal itu membuat gejolak politik sangat tinggi. Sementara, Pemilu 2024 ini ketiga calon memiliki kedekatan tersendiri dengan pemerintah yang berkuasa sekarang. Dari visi misi, semua pasangan calon terlihat sama dan cenderung ingin meneruskan pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini. “Kami melihatnya semua sama saja dan tidak ada perubahan signifikan dari yang sudah berjalan saat ini,” tuturnya. Teguh melihat, IHSG pada akhir tahun 2023 masih akan berada di level 6.800 – 7.000. Sementara, seusai Pemilu 2024, IHSG bisa berada di atas 7.000.
Baca Juga: Dana Asing Cabut dari Bursa, Saham-Saham Big Caps Ini Bisa Dicermati “Selain karena ada sentimen awal tahun, diharapkan penolakan akan pencalonan Gibran sebagai cawapres sudah hilang menjelang hari H pemilu, sehingga pemilu bisa berjalan lancar,” ungkapnya. Untuk sektor saham, kata Teguh, sektor konsumer pergerakannya bisa positif dari sentimen rangkaian pemilu. “Saat kampanye, ekonomi akan bergerak, sehingga sektor konsumer juga ikut bergerak. Di sisi lain, sektor perbankan juga bisa ikut bergerak karena tersengat dari pergerakan sektor konsumer,” katanya.
Teguh pun merekomendasikan beli untuk ICBP dengan target harga Rp 12.000 per saham. Lalu, jika IHSG bergerak bagus dan pemilu berjalan lancar, bisa beli untuk GGRM dengan target harga Rp 30.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi