Petani dan Perajin Tahu Tempe dalam Tata Niaga Kedelai



Harga kedelai yang naik turun dan sering mengecewakan petani maupun perajin tahu tempe sepertinya akan segera teratasi. Dalam waktu dekat ini, Kementerian Perdagangan (Kemdag) akan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) untuk menstabilkan harga kedelai.

Menurut informasi yang diperoleh KONTAN, Permendag yang merupakan turunan dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 tahun 2013 tentang Penugasan kepada Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai ini memuat sejumlah jurus menstabilkan harga kedelai. Agar tidak kehilangan momentum, Permendag ini kabarnya akan terbit paling lambat Juli. Apalagi, selama periode Juli hingga September juga saat musim panen raya kedelai lokal.

Adapun isi Permendag itu antara lain: pertama, pengaturan harga jual petani kedelai ke perajin tahu dan tempe (HJP) serta adanya harga beli petani (HBP) oleh Bulog. Besaran harga beli kedelai oleh Bulog berada di kisaran Rp 7.000 per kilogram (kg). Harga beli petani oleh Bulog berlaku minimal satu bulan sejak tanggal diberlakukan. Kisaran harga ini, akan menjadi acuan bagi Bulog untuk menyerap kedelai petaniSementara harga jual petani kedelai ke perajin tempe dan tahu lebih mahal, yakni di kisaran Rp 7.300-Rp 7.500. Namun, fakta di lapangan harga yang akan diterima petani tidak otomatis sebesar harga jual yang ditetapkan itu. Pasalnya, harga riil kedelai ditentukan juga oleh kualitas kedelai. Diantaranya soal kadar air, yang tertinggi 14%.Menurut sumber KONTAN, penetapan harga kedelai juga akan mempertimbangkan harga beli petani kedelai dan rata-rata harga harian internasional kedelai selama periode tertentu, dari bursa utama komoditas di dunia. Dengan penetapan harga dan standar, harapan pemerintah, ini bisa memotivasi petani untuk menghasilkan kedelai berkualitas bagus. Dalam aturan ini, Bulog ditunjuk menjadi importir kedelai. Gita Wirjawan Menteri Perdagangan mengatakan, kebijakan yang akan segera terbit tersebut diharapkan tidak akan merusak tata niaga yang telah terbangun selama ini. "Jadi kalau ada satu pemain baru, jangan sampai yang lain dirugikan," kata Gita.Aip Syarifuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengatakan, bagi perajin tempe, pengaturan harga kedelai tersebut diharapkan akan membuat harga kedelai stabil. Walaupun, mereka masih harus menunggu bagaimana realisasinya dan efek setelah pemerintah menetapkan harga patokan.Tahun lalu, harga kedelai melonjak tinggi lantaran harga kedelai di pasar internasional melonjak. Celakanya, hingga kini, Indonesia masih tergantung pada kedelai impor. (bersambung)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie