Petani Desa Tanjung Raja Petik Manfaat dari PLTS Irigasi Bukit Asam (PTBA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program corporate social responsibility (CSR) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Desa Tanjung Raja, Muara Enim, Sumatra Selatan membuahkan hasil. Petani di wilayah tersebut melaporkan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) PTBA yang dibangun untuk irigasi lahan pertanian di Desa Tanjung Raya berdampak baik bagi panen petani.

Ketua Kelompok Tani Sehati Desa Tanjung Raja, Hopaini mengungkapkan, keberadaan PLTS irigasi memungkinkan panen ditingkatkan hingga lebih dari 3 kali setahun.

“Jadi kalau istilah dari Dinas Pertanian itu, IP200 (satu tahun dua kali panen), kita tingkatkan nanti sampai IP300. Target ke depannya 2 tahun bisa sampai 5 kali panen, kalau pengairan lancar dan memungkinkan," ujar Hopaini dalam siaran pers, Selasa (7/6).

Baca Juga: Harga Saham PTBA Melemah Pada Senin (6/6), Analis Rekomendasi Buy, Ini Alasannya

PLTS irigasi Desa Tanjung Raja adalah salah satu program CSR PTBA. PLTS ini telah beroperasi sejak 2020 dengan kapasitas PLTS 16,5 Kilowatt peak (kWp). Pompa irigasi yang digunakan merupakan pompa jenis submersible yang memiliki kemampuan menyedot air yang mengandung lumpur. Kapasitas pompa tersebut adalah 30 liter  per detik dengan head mencapai 30 meter. 

Pompa tersebut digerakkan oleh listrik yang dihasilkan dari 60 panel PV polycrystaline berkapasitas masing-masing 275 Watt peak (Wp) yang berjajar menghiasi atap jembatan desa. Dengan pasokan energi listrik tersebut, pompa menyedot air Sungai Enim sejauh 1 km ke bak intake berukuran 3x3x2 m3 yang kemudian didistribusikan ke sawah warga.

Sebelum adanya PLTS irigasi ini, petani mengandalkan sawah tadah hujan sehingga hanya bisa panen 1 kali dalam setahun. Lahan yang dialiri seluas 63 hektar dengan perkiraan hasil panen 3 kali setahun mencapai 567 ton. Sekitar 525 petani memperoleh manfaat dari PLTS irigasi ini.

Baca Juga: Emiten Batubara Mengalap Peluang Krisis Listrik India

Hopaini mengungkapkan, dulu beberapa kali lahan para petani terancam gagal panen karena tidak menentunya musim sebelum adanya PLTS irigasi ini.  Hal ini lantaran akses ke sumber air yang terlampau sulit. 

"Meski terletak lumayan dekat dengan Sungai Enim, sawah warga dikelilingi perbukitan dan terhalang jalan raya dan stasiun kereta," tutur Hopaini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati