Petani desak pemerintah batasi impor tembakau



JAKARTA. Asosiasi Petani Tembakau Seluruh Indonesia mendesak pemerintah untuk mengurangi impor tembakau. Pengurangan impor perlu dilakukan karena produksi tembakau dalam negeri secara nasional mengalami kenaikan. 

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Seluruh Indonesia Abdus Setiawan mengatakan, jika tahun lalu impor tembakau sebesar 120.000 ton maka perlu dikurangi sampai 100.000 ton. 

Dia bilang, kebutuhan tembakau nasional yang sebanyak 330.000 ton, akan mampu dipenuhi oleh petani tembakau lokal. Sampai akhir tahun 2015, diperkirakan produksi tembakau akan mencapai sekitar 300.000 ton sampai 330.000 ton. Kenaikan produksi terjadi karena tembakau asal Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mulai menanjak.


NTB memiliki lahan yang bagus untuk tanaman tembakau. Meskipun masih di bawah 10% dari produksi nasional, beberapa lahan tembakau di Lombok Timur dan Lombok Tengah menjadi area paling cocok untuk tembakau. Selain produktivitas tinggi, lahan-lahan itu mampu menghasilkan kualitas tembakau berjenis virgina yang tinggi. Tambakau virginia merupakan kualitas terbaik nomor tiga dunia.

Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) Gamal Nasir sebelumnya mengatakan, sampai saat ini belum memutuskan besaran impor tembakau tahun 2015. Walau begitu, ada kemungkinan volume impor dikurangi karena adanya kenaikan produksi tembakau di dalam negeri. 

Peningkatan produksi tembakau sebenarnya bukan menjadi tujuan pemerintah. Sebab Kemtan terus mendorong petani tembakau melakukan diversifikasi tanaman, dengan juga juga menanam cengkeh, tebu, jagung, kedelai dan palawija. "Tapi tidak mudah untuk mengalihkan petani tembakau ke tanaman lain," kata Gamal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa