JAKARTA. Melihat harga karet yang jatuh semakin dalam, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mendesak pemerintah segera mengambil langkah utnuk menyelamatkan harga karet. KTNA mengusulkan pemerintah menunjuk badan usaha milik negara (BUMN) untuk menyerap karet dari petani. Menurut Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional Winarno Tohir, BUMN yang menyerap karet tidak harus Perum Bulog, tetapi bisa juga PT Pertani atau PT Bhanda Ghara Reksa (BGR). "Saya yakin kapasitas gudang mereka masih cukup," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/12). KTNA juga mengusulkan harga pokok pembelian (HPP) karet sebesar Rp 6.000 per kilogram (kg). Menurut Winarno, usulan HPP tersebut lebih tinggi dari harga produksi.
Petani desak pemerintah cari cara serap karet
JAKARTA. Melihat harga karet yang jatuh semakin dalam, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mendesak pemerintah segera mengambil langkah utnuk menyelamatkan harga karet. KTNA mengusulkan pemerintah menunjuk badan usaha milik negara (BUMN) untuk menyerap karet dari petani. Menurut Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional Winarno Tohir, BUMN yang menyerap karet tidak harus Perum Bulog, tetapi bisa juga PT Pertani atau PT Bhanda Ghara Reksa (BGR). "Saya yakin kapasitas gudang mereka masih cukup," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/12). KTNA juga mengusulkan harga pokok pembelian (HPP) karet sebesar Rp 6.000 per kilogram (kg). Menurut Winarno, usulan HPP tersebut lebih tinggi dari harga produksi.