JAKARTA. Rupanya, lemahnya produksi garam nasional tidak hanya disurung oleh membanjirnya garam impor, tetapi juga dipicu oleh minimnya infrastruktur yang ada di tambak garam. Lihat saja tambak garam yang ada di Madura. Petani garam di Madura kesulitan mengerek produksi garam mereka lantaran jaringan pengairan air laut tidak memadai. Sebagian jaringan irigasi yang ada sudah mulai rusak dan mengalami pendangkalan. “Kami tidak bisa memperbaiki jaringan itu karena tidak ada anggarannya,” kata Jakfar Sudirman, anggota Dewan Presidium Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia di Jakarta, Rabu (19/5). Menurut Jakfar, jaringan irigasi air laut yang tidak memadai membuat banyak tambak garam rakyat di Madura tidak teraliri air laut. Kondisi ini akan lebih parah saat air laut surut lantaran petambak garam berharap bisa mengaliri tambaknya dengan air laut. Buruknya infrastruktur tambak garam ini juga diakui oleh Slamet Untung Irredenta, Direktur Utama PT. Garam (Persero). Menurutnya, infrastruktur di industri garam mulai dari dari tambak hingga gudang sudah mengalami penurunan; termasuk akses jalan yang membuat ongkos transportasi tinggi. “Harus ada intervensi dari pemerintah, karena jika berharap itu dari petambak garam itu sangat sulit,” jelasnya.Itu sebabnya, petani garam mengharapkan ada revitalisasi tambak garam. Apalagi, pemerintah memasang target swasembada garam konsumsi terealisasi pada tahun 2012, dan swasembada garam industri pada 2015. Slamet bilang, tambak garam milik perusahaan seperti PT Garam bisa melakukan perencanaan program secara teratur. Sebaliknya, tak mudah bagi tambak garam milik rakyat untuk melakukannya karena umumnya petani hanya memiliki lahan dibawah satu hektar. Pasalnya, petambak hanya mengutamakan kontinyuitas produksi agar pendapatannya tidak terganggu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Petani Garam Ingin Pemerintah Merevitalisasi Industri Garam
JAKARTA. Rupanya, lemahnya produksi garam nasional tidak hanya disurung oleh membanjirnya garam impor, tetapi juga dipicu oleh minimnya infrastruktur yang ada di tambak garam. Lihat saja tambak garam yang ada di Madura. Petani garam di Madura kesulitan mengerek produksi garam mereka lantaran jaringan pengairan air laut tidak memadai. Sebagian jaringan irigasi yang ada sudah mulai rusak dan mengalami pendangkalan. “Kami tidak bisa memperbaiki jaringan itu karena tidak ada anggarannya,” kata Jakfar Sudirman, anggota Dewan Presidium Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia di Jakarta, Rabu (19/5). Menurut Jakfar, jaringan irigasi air laut yang tidak memadai membuat banyak tambak garam rakyat di Madura tidak teraliri air laut. Kondisi ini akan lebih parah saat air laut surut lantaran petambak garam berharap bisa mengaliri tambaknya dengan air laut. Buruknya infrastruktur tambak garam ini juga diakui oleh Slamet Untung Irredenta, Direktur Utama PT. Garam (Persero). Menurutnya, infrastruktur di industri garam mulai dari dari tambak hingga gudang sudah mengalami penurunan; termasuk akses jalan yang membuat ongkos transportasi tinggi. “Harus ada intervensi dari pemerintah, karena jika berharap itu dari petambak garam itu sangat sulit,” jelasnya.Itu sebabnya, petani garam mengharapkan ada revitalisasi tambak garam. Apalagi, pemerintah memasang target swasembada garam konsumsi terealisasi pada tahun 2012, dan swasembada garam industri pada 2015. Slamet bilang, tambak garam milik perusahaan seperti PT Garam bisa melakukan perencanaan program secara teratur. Sebaliknya, tak mudah bagi tambak garam milik rakyat untuk melakukannya karena umumnya petani hanya memiliki lahan dibawah satu hektar. Pasalnya, petambak hanya mengutamakan kontinyuitas produksi agar pendapatannya tidak terganggu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News