JEPARA. Petani garam di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah menghentikan produksi garam sejak pertengahan September 2016. Ini lantaran intensitas hujan yang tinggi di daerah tersebut sehingga para petani kesulitan untuk panen. Terang saja, keberhasilan memproduksi garam sangat bergantung pada sinar matahari. Sebenarnya, petani masih bisa produksi, terutama yang menggunakan media geoisolator atau plastik pelapis tambak garam. Dengan geoisolator, dalam jangka waktu tiga hari sudah berani panen, ketika cuaca terlihat mendung yang diperkirakan akan turun hujan. Sukib, salah satu petani garam asal Desa Surodadi, Kecamatan Kedung, Jepara mengaku, agar tidak mengalami kerugian yang besar, dirinya terpaksa melakukan panen dini. Karena terlalu dini dipanen, dampaknya terhadap kandungan NaCl menjadi rendah.
Petani garam Jepara berhenti produksi
JEPARA. Petani garam di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah menghentikan produksi garam sejak pertengahan September 2016. Ini lantaran intensitas hujan yang tinggi di daerah tersebut sehingga para petani kesulitan untuk panen. Terang saja, keberhasilan memproduksi garam sangat bergantung pada sinar matahari. Sebenarnya, petani masih bisa produksi, terutama yang menggunakan media geoisolator atau plastik pelapis tambak garam. Dengan geoisolator, dalam jangka waktu tiga hari sudah berani panen, ketika cuaca terlihat mendung yang diperkirakan akan turun hujan. Sukib, salah satu petani garam asal Desa Surodadi, Kecamatan Kedung, Jepara mengaku, agar tidak mengalami kerugian yang besar, dirinya terpaksa melakukan panen dini. Karena terlalu dini dipanen, dampaknya terhadap kandungan NaCl menjadi rendah.