JAKARTA. Turunnya harga dan produksi kakao dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir semakin mengkhawatirkan eksistensi komoditas ini ke depan. Memasuki tahun 2017, produksi kakao lokal masih belum membaik. Harganya pun makin turun hingga di kisaran Rp 15.000-Rp 20.000 per kilogram (kg). Padahal, idealnya harga kakao ini mencapai Rp 25.000-Rp 30.000 per kg. Tidak adanya insentif dari pemerintah untuk komoditas ini membuat petani mulai meninggalkan komoditas ini dan beralih ke komoditas lain. Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Arief Zamroni mengatakan, penurunan harga kakao antara bulan Maret-April merupakan siklus tahunan. "Mungkin sekitar Mei, harganya akan membaik. Karena pabrik menyerap kakao sejak bulan Desember sampai Februari. Bahan bakunya masih numpuk dan mereka belum olah," jelasnya, Kamis (6/4).
Petani kakao beralih bisnis ke kelapa sawit
JAKARTA. Turunnya harga dan produksi kakao dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir semakin mengkhawatirkan eksistensi komoditas ini ke depan. Memasuki tahun 2017, produksi kakao lokal masih belum membaik. Harganya pun makin turun hingga di kisaran Rp 15.000-Rp 20.000 per kilogram (kg). Padahal, idealnya harga kakao ini mencapai Rp 25.000-Rp 30.000 per kg. Tidak adanya insentif dari pemerintah untuk komoditas ini membuat petani mulai meninggalkan komoditas ini dan beralih ke komoditas lain. Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Arief Zamroni mengatakan, penurunan harga kakao antara bulan Maret-April merupakan siklus tahunan. "Mungkin sekitar Mei, harganya akan membaik. Karena pabrik menyerap kakao sejak bulan Desember sampai Februari. Bahan bakunya masih numpuk dan mereka belum olah," jelasnya, Kamis (6/4).