JAKARTA. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) keberatan dengan keputusan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang masih mematok tarif bea keluar (BK) biji kakao sebesar 5%. "Seharusnya bea keluar kakao 0%. Apapun kebijakan yang namanya tarif akan membebani petani kakao," kata Ketua Umum Askindo Zulhefi Sikumbang, Kamis (1/12). Saat ini, total kapasitas industri pengolahan kakao mencapai 850.000 ton per tahun, sementara produksi kakao merosot menjadi 400.000 ton. Bahkan, kata Zulhefi, Akindo memperkirakan akan terjadi penurunan produksi kakao nasional menjadi di kisaran 250.000 ton saja dalam beberapa tahun ke depan.
Petani kakao protes masih dikutip bea keluar
JAKARTA. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) keberatan dengan keputusan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang masih mematok tarif bea keluar (BK) biji kakao sebesar 5%. "Seharusnya bea keluar kakao 0%. Apapun kebijakan yang namanya tarif akan membebani petani kakao," kata Ketua Umum Askindo Zulhefi Sikumbang, Kamis (1/12). Saat ini, total kapasitas industri pengolahan kakao mencapai 850.000 ton per tahun, sementara produksi kakao merosot menjadi 400.000 ton. Bahkan, kata Zulhefi, Akindo memperkirakan akan terjadi penurunan produksi kakao nasional menjadi di kisaran 250.000 ton saja dalam beberapa tahun ke depan.