JAKARTA. Aliansi Petani Indonesia (API) meminta Presiden Joko Widido merevisi penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras. API menilai, HPP baru yang ditetapkan pemerintah tidak efektif karena menyeragamkan kualitas padi dan gabah di tingkat petani. M. Nuruddin, Sekertaris Jendral API mengatakan, Instruksi Presiden (Inpres) No 5 Tahun 2015 tentang penetapan HPP gabah dan dan beras petani belum sepenuhnya berpihak ke petani. Sebab, kebijakan tersebut sama sekali tidak meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. "Pemerintah masih menggunakan model pembelian HPP tunggal yang menurut kami tidak efektif. Karena beragamnya kualitas padi dan gabah ditingkat petani," ujar Nuruddin, Kamis (26/3).
Akibatnya, petani lebih suka menjual hasil panennya ke tengkulak dengan harga yang lebih tinggi. Aliansi Petani Indonesia (API) mencatat di beberapa daerah yang saat ini mengalami panen raya. Harga jual beli gabah ditingkat petani lebih tinggi dibandingkan HPP.