JAKARTA. Petani rumput laut asal Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan harga rumput laut yang stagnan. Tidak naiknya harga rumput laut telah menimbulkan kerugian petani, apalagi saat ini bisnis rumput laut dikuasai kartel. Harga rumpu laut kering di tingkat petani hanya Rp 9.000 per kilogram (kg). Harga tersebut dinilai tergolong murah dari harga seharunya di tingkat Rp 13.000 per kg. Menurut Ketua Umum Asosiasi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia (Assperli) Arman Arfah, harga rumput laut di tingkat petani saat ini sangat rendah. Dia bilang, ekonomi global yang lesu telah membuat ekspor rumput laut turun terutama ke China dan Filipina. "60% rumput laut di Indonesia di ekspor di China "Dengan jumlah itu, China bisa memainkan harga rumput laut," ujar Arman kepada KONTAN, Senin 922/6). Oleh karena itu Arman meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat industri rumput laut dalam negeri bisa memiliki daya saing. Seperti dilakukan Pemerintah China yang memberikan insentif bagi industrinya sehingga bisa menawarkan harga yang lebih tinggi. "Jadi biaya transportasi ke China bisa lebih murah dibandingkan biaya transportasi ke wilayah Indonesia," imbuhnya.
Petani mengeluhkan harga rumput laut yang rendah
JAKARTA. Petani rumput laut asal Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan harga rumput laut yang stagnan. Tidak naiknya harga rumput laut telah menimbulkan kerugian petani, apalagi saat ini bisnis rumput laut dikuasai kartel. Harga rumpu laut kering di tingkat petani hanya Rp 9.000 per kilogram (kg). Harga tersebut dinilai tergolong murah dari harga seharunya di tingkat Rp 13.000 per kg. Menurut Ketua Umum Asosiasi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia (Assperli) Arman Arfah, harga rumput laut di tingkat petani saat ini sangat rendah. Dia bilang, ekonomi global yang lesu telah membuat ekspor rumput laut turun terutama ke China dan Filipina. "60% rumput laut di Indonesia di ekspor di China "Dengan jumlah itu, China bisa memainkan harga rumput laut," ujar Arman kepada KONTAN, Senin 922/6). Oleh karena itu Arman meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat industri rumput laut dalam negeri bisa memiliki daya saing. Seperti dilakukan Pemerintah China yang memberikan insentif bagi industrinya sehingga bisa menawarkan harga yang lebih tinggi. "Jadi biaya transportasi ke China bisa lebih murah dibandingkan biaya transportasi ke wilayah Indonesia," imbuhnya.