Petani minta model Harga Pokok Penjualan diubah



JAKARTA. Aliansi Petani Indonesia (API) meminta pemerintah mengganti model penetapan harga pokok penjualan (HPP) beras. API mengusulkan agar HPP tidak diterapkan secara tunggal. Sebagai gantinya HPP yang diusulkan adalah HPP multikualitas. 

M. Nuruddin, Sekertaris Jendral (Sekjen) API mengatakan, HPP saat ini sudah tidak lagi memberikan manfaat bagi petani. Sebab, HPP tinggi dan harga beras yang tinggi nyatanya tidak dinikmati oleh petani.

HPP kualitas dianggap lebih cocok dengan kondisi saat ini. Sebab, petani akan terdorong untuk menanam padi unggul dan menghasilkan beras yang berkualitas. Sehingga, kalaupun harga jual beras lebih mahal, lebih mudah diterima oleh pasar. 


"Penerapan HPP multikualitas dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Keuntungan lain mempercepat modernisasi alat-alat industri pertanian. Apalagi HPP ini sudah diterapkan di Tiongkok, India , Vietnam dan Thailand," kata Nuruddin pada Rabu (25/2). 

Sebagaimana diketahui, Bulog memutuskan HPP beras naik 10,7%. Dalam catatan KONTAN dengan harga jual gabah petani sebesar Rp 6.100 per kilogram (kg) sampai Rp 6.200 per kg, maka HPP gabah saat ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 6.700 per kg sampai Rp 6.800 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia