JAKARTA. Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) bagi sektor pertanian kurang mendapat respon dari kalangan petani. Hingga Desember 2011, dari total plafon kredit sebesar Rp 8,7 triliun, hanya terserap sekitar 20% atau Rp 1,7 triliun. Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Winarno Tohir mengakui, penyerapan KKPE oleh petani tergolong rendah. Namun, fakta ini bukan berarti petani tidak memerlukan modal usaha. "Harus dicari penyebabnya mengapa rendah, padahal kami sangat membutuhkan permodalan untuk pertanian," ujarnya, Minggu (18/12). Sekadar tahu, KKPE merupakan kredit investasi dan modal kerja untuk kelompok tani dan koperasi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan energi. Petani hanya kena bunga 5% per tahun untuk tanaman tebu. Sedangkan komoditas lain bunganya sekitar 6%.
Petani tak merespons kredit ketahanan pangan
JAKARTA. Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) bagi sektor pertanian kurang mendapat respon dari kalangan petani. Hingga Desember 2011, dari total plafon kredit sebesar Rp 8,7 triliun, hanya terserap sekitar 20% atau Rp 1,7 triliun. Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Winarno Tohir mengakui, penyerapan KKPE oleh petani tergolong rendah. Namun, fakta ini bukan berarti petani tidak memerlukan modal usaha. "Harus dicari penyebabnya mengapa rendah, padahal kami sangat membutuhkan permodalan untuk pertanian," ujarnya, Minggu (18/12). Sekadar tahu, KKPE merupakan kredit investasi dan modal kerja untuk kelompok tani dan koperasi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan energi. Petani hanya kena bunga 5% per tahun untuk tanaman tebu. Sedangkan komoditas lain bunganya sekitar 6%.