Peternak dan investor bertemu di kandang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kini teknologi kian dekat dengan sektor agribisnis. Selain pertanian dan perikanan, teknologi juga merambah ke sektor peternakan. Lewat aplikasi bernama Bantuternak, kini, para peternak sapi bisa dengan mudah bertemu investor.

Chief Executive Officer (CEO) Bantuternak Ray Rezky Ananda menjelaskan, saat ini Bantuternak merupakan perusahaan teknologi yang fokus ke pengembangan komunitas peternak desa khususnya sapi pedaging.

Ray menceritakan, awal pembentukan Bantuternak lantaran pihaknya melihat 98% populasi sapi potong di Indonesia merupakan peternakan rakyat. "Jadi, kami pikir, perlu memberdayakan komunitas dan menjadikan peternak di pedesaan sebagai kunci, karena populasi sapi saat ini ada di mereka, sehingga bangsa ini masih impor daging," tutur Ray saat dihubungi kepada KONTAN belum lama ini.


Bantuternak berdiri sejak tiga tahun lalu, tepatnya pada bulan Maret 2016. Aplikasi ini mengusung skema mempertemukan investor dengan pemilik ternak. Jadi, investor yang ingin berinvestasi di Bantuternak wajib mengunduh aplikasi dan melakukan registrasi.

"Nanti, ada menu pilih peternak mana yang dibuka secara investasi, bisa kita pilih, minimal Rp 100.000 sudah bisa investasi. Misal ada tiga tempat mau investasi juga bisa. Setelah semua dana terkumpul akan dibelikan sapi kami rawat selama 3 bulan sampai 4 bulan tergantung momentum," terangnya.

Mengenai bagi hasil Ray menjelaskan secara umum adalah 50% peternak, 30% investor dan 20% Bantuternak. Namun, ia menjelaskan kembali bahwa sistem bagi hasil tak harus terpatok pada perhitungan tersebut.

Artinya tidak semua proyek mendapat perlakuan sama, tapi menyesuaikan kondisi dan kebutuhan. "Yang porsinya lebih kecil ada juga, jadi fleksibel," ujarnya.

Saat ini, Bantuternak sudah membantu 10 peternak yang terdiri dari atas nama pribadi, dan kelompok peternak. Dari 10 peternak tersebut, kurang lebih ada 700 investor yang menanamkan investasi.

Untuk cakupan wilayah, para peternak Bantuternak saat ini berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Kabupaten Sleman dan Bantul, sedangkan di wilayah Jawa Tengah ada di Kabupaten Klaten, Banjarnegara dan Magelang.

Perihal target bisnis, Bantuternak saat ini tak hanya menyasar investasi bidang peternakan sapi saja, Ray menyebut Bantuternak sudah mengembangkan pembuatan pakan ternak.

Salah satu tugas Bantuternak yang cukup besar adalah menyakinkan investor bahwa berinvestasi di Bantuternak aman. Menurut Ray, pandangan banyak orang, investasi di bidang ternak sapi tidak aman karena risiko yang tinggi, mulai dari ternak yang sakit, kecelakaan, hingga bencana alam.

"Risiko seperti ini sudah kami perhitungkan sebelumnya, sehingga semua hewan ternak kami sudah lindungi asuransi," ucap Ray.

Selain membantu peternak mendapatkan modal, Bantuternak juga melakukan pembinaan seperti tiap dua pekan sekali mengunjungi para peternak binaan guna mengetahui kondisi ternak. Kunjungan ke lapangan tersebut agar peternak terus merawat sapi dengan baik agar mencapai hasil terbaik. "Ini jadi bahan laporan ke investor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon