JAKARTA. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana meminta pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk menghitung ulang biaya pembibitan sapi sampai siap potong. Sebab selama ini, peternak rakyat tidak pernah melakukan perhitungan bisnis seperti itu. Pemeliharaan sapi hanya dijadikan tabungan. Namun, Teguh mengatakan, jika dihitung secara bisnis, peternak rakyat itu sebenarnya rugi. Sebab untuk membibit satu ekor sapi butuh waktu hingga tiga tahun agar bisa mendapatkan hasilnya. Peternak harus mengawinkan sapi setidaknya selama tiga bulan, dan belum tentu langsung berhasil bunting. "Setelah bunting, butuh waktu sembilan bulan untuk mengandung," ujar Teguh, Kamis (25/8).
Peternak desak Kemtan hitung biaya pembibitan sapi
JAKARTA. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana meminta pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk menghitung ulang biaya pembibitan sapi sampai siap potong. Sebab selama ini, peternak rakyat tidak pernah melakukan perhitungan bisnis seperti itu. Pemeliharaan sapi hanya dijadikan tabungan. Namun, Teguh mengatakan, jika dihitung secara bisnis, peternak rakyat itu sebenarnya rugi. Sebab untuk membibit satu ekor sapi butuh waktu hingga tiga tahun agar bisa mendapatkan hasilnya. Peternak harus mengawinkan sapi setidaknya selama tiga bulan, dan belum tentu langsung berhasil bunting. "Setelah bunting, butuh waktu sembilan bulan untuk mengandung," ujar Teguh, Kamis (25/8).