Peternak sapi Bogor tagih janji Menteri Amran



BOGOR. Peternak Sapi Perah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mempertanyakan janji Menteri Pertanian Amran Sulaiman menaikkan harga dasar susu segar menjadi Rp 6.000 dari harga dasar Rp 5.200 per liter. Amran menjanjikan kenaikan harga itu pada akhir tahun 2016, tapi sampai kini belum juga terealisasi.

"Saat kunjungan November Pak menteri Amran Sulaiman janji satu bulan setelah kunjungan harga dasar susu per liter sudah naik jadi Rp 6.000 tetapi harga belum juga naik sampai sekarang," kata Ketua Pengurus Kelompok Mandiri Koperasi Peternak Sapi Perah (KPKM KPS-P) Acep Askari, Kamis (2/2).

Menurutnya, janji Mentan Amran tersebut sangat dinantikan para peternak . Kenaikan harga dasar susu segar sangat dibutuhkan secepat mungkin untuk meminimalisasi kerugian.


Saat ini harga dasar pembelian susu di Bogor masih berkisar Rp 5.200 per liter. Ini menyebabkan peternak menjual aset pedet (anak sapi) yang ada sesegera mungkin untuk mencukupi kebutuhan gaji karyawan dan pakan.

Dari perhitungan Acep dan anggota KPS Bogor bila pemerintah menaikkan harga dasar susu menjadi Rp 6.000 per liter barulah kebutuhan dan pengeluaran peternakan mulai seimbang.

Meskipun jika ingin ideal, lanjut Acep, perbandingan harga pakan dua kilogram konsentrat yakni campuran pakan sapi selain rumput Rp 3.600 /Kg per satu sapi dalam satu hari menjadi harga satu liter susu atau sekitar Rp 7.200 per liter agar peternak mempunyai keuntungan yang cukup.

Ia menggambarkan, jika satu ekor sapi bisa menghasilkan sepuluh liter per hari dikalikan dengan Rp 5.200 maka penghasilan dari per sapi Rp 52.000 dalam satu hari dengan beban pakan per satu ekor sapi dalam satu itu hari bisa mencapai Rp 48.000.

Sedangkan pada kenyataannya, Acep mencontohkan dari 520 sapi yang ia miliki menghasilkan 3.600 sampai 3.700 liter per hari. Artinya, rata-rata per sapi hanya menghasilkan susu 7 liter per hari, sehingga hasil penjualan susu Rp 36.400, lebih rendah dari biaya pakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto