Peternak sebut kebijakan pinjam jagung bikin kualitas ayam berkurang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat harga jagung yang terus melambung, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan impor jagung. Sayangnya jagung impor baru akan tiba di Indonesia pada awal tahun 2019. Namun kebutuhan peternak akan jagung yang semakin mendesak memaksa pemerintah melalui Bulog untuk meminjam stok jagung dari korporasi besar.

Menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Sugeng Wahyudi, jagung pakan yang dipinjam dari koorporasi besar tidak menyebabkan kualitas ayam berkurang saat di panen.

“Efek yang ditimbulkan kemudian adalah kualitas pakan itu, kalau kualitas pakan jelek, nanti kita pengguna dalam memproduksi ayam juga akan jelek, sehingga biaya pokok produksi itu naik, karena daya tahan ayamnya turun. Kemudian kita membeli pakan banyak kemudian dan enggak jadi daging,” kata Sugeng kepada Kontan.co.id, Kamis (22/11).


Namun demikian, kebijakan pinjam jagung berguna untuk petani ayam. Hanya saja ini berlaku untuk jangka pendek saja, dan ke depannya masih belum dapat dipastikan biaya produksi ayam ini.

“Itu salah satu upaya yang layak dihargai terutama untuk petani ayam petelur. Itu merupakan bentuk talangan yang sementara waktu bsia sebagai jalan keluar. Tetapi masalahnya ketersediaan jagung di lapangan itu enggak ada. Setelah ini mau apa? Itu yang menjadi tanda tanya,” ungkapnya.

Sugeng menyebutkan, stok jagung korporasi besar tidaklah banyak. Oleh sebab itu, maka korporasi mengurangi kadar jagung dalam pakannya dan didominasi bungkil kedelai saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto