Petinggi bank sentral Turki mundur, kurs lira anjlok lagi



KONTAN.CO.ID -  ANKARA. Nilai tukar lira Turki kembali anjlok. Lira jatuh setelah Deputi Gubernur Bank Sentral Turki Erkan Kilimci dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya.

Tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters mengatakan, Kilimci yang merupakan penentu kebijakan bunga Bank Sentral Turki mundur dua minggu sebelum komite kebijakan moneter bank bertemu untuk mengatasi kemerosotan lira.

Lira mencapai rekor terendah sebesar 7,24 terhadap dollar AS pada dua pekan lalu, melemah dan menyentuh 6,85 per dollar AS, Kamis (30/8), setelah berita Kilimci mundur dari bank sentral tersebar. Hingga pukul 14.10 waktu Turki, lira diperdagangkan pada level 6,745 atau turun lebih dari 4%.


Bank Sentral Turki belum memberi pernyataan soal kabar mundurnya Kilimci tersebut.  “Kilimci tidak memiliki perselisihan dengan bank sentral tentang masalah apa pun termasuk suku bunga. Keahliannya akan digunakan di posisi publik lain, itu saja,” kata seorang sumber kepada Reuters.

Bank Sentral Turki di bawah tekanan dari Presiden Tayyip Erdogan untuk tidak menaikkan suku bunga, meskipun inflasi tinggi dan lira mengalami depresiasi lebih dari 40% terhadap dollar AS di tahun ini.

Anjloknya lira telah meningkatkan biaya bahan bakar dan makanan serta meningkatkan kekhawatiran tentang risiko bagi perbankan dan ekonomi Turki yang lebih luas.

Lembaga pemeringkat Fitch, yang menurunkan peringkat 24 bank Turki di bulan lalu, menyatakan penurunan 25% lira telah meningkatkan risiko dan dapat menyebabkan pemotongan peringkat utang Turki lebih lanjut.

Bukan itu saja, menurut Fitch, posisi modal perbankan akan melemah secara signifikan karena depresiasi lira dan penurunan kualitas aset.

"Turki menghadapi lingkungan pembiayaan yang menantang mengingat defisit transaksi berjalan yang besar, utang mata uang asing yang tinggi dan inflasi yang tinggi. Plus diperburuk memburuknya kredibilitas kebijakan ekonomi dan memburuknya hubungan politik dengan AS," tulis lembaga pemeringkat tersebut.

Menurut Fitch, perbankan Turki sangat terkena risiko refinancing, mengingat ketergantungan mereka pada pendanaan eksternal. Sebagian besar dari utang itu berupa utang jangka pendek, dengan US$ 102 miliar diantaranya akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.

Peringatan Fitch itu datang dua hari setelah Moody's menurunkan peringkatnya pada 20 lembaga keuangan Turki, dengan alasan meningkatnya risiko memburuknya pendanaan.

Alhasil, credit default swap (CDS) lima tahun Turki melompat 27 basis poin (bps) dari penutupan Rabu lalu menjadi 535 bps, level tertinggi dalam dua minggu terakhir.

Editor: Khomarul Hidayat