Petinggi militer AS khawatirkan performa tank Abrams yang miliki bobot terlalu besar



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Petinggi militer AS baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiranya akan performa tank utama Angkatan Darat M1 Abrams yang terlalu berat. Selain lambat dalam bermanuver, tank juga jadi lebih sulit diangkut.

Sputnik News mengabarkan, kekhawatiran itu timbul pasca gagalnya unit tank besar untuk beroperasi selama konflik di Nagorno-Karabakh beberapa waktu lalu.

Melihat fakta tersebut, Pentagon menilai Abrams telah usang di era teknologi saat ini. Meskipun demikian, pejabat militer AS lainnya menilai masalah ada pada taktik, bukan teknologi.


Laporan tahunan oleh Direktur Pengujian dan Evaluasi Operasional Pentagon meminta militer meninjau masalah pada M1A2 SEPv3, versi baru dari tank Abrams dengan peningkatan pada sistem pertahanan dan penargetannya.

"Kenaikan berat membatasi kemampuan pengangkutan taktis tank. M1A2 SEPv3 tidak dapat diangkut oleh kendaraan pemulihan saat ini, jembatan taktis, atau pengangkut alat berat," tulis laporan yang dirilis Pentagon.

Baca Juga: AS kembali terbangkan pesawat bomber B-52 ke Timur Tengah

Kontrak US$ 4,6 miliar 

Meskipun demikian, Program Executive Office Ground Combat Systems mengklaim, varian baru tank Abrams dapat diangkut dengan jembatan taktis tanpa batasan.

Pembaruan pada tank Abrams dilakukan pasca sejumlah kelemahan ditemukan saat invasi di Irak tahun 2003. Saat itu, serangan penyergapan dan bom pinggir jalan yang ditanam oleh pemberontak Irak menghancurkan dan merusak lusinan tank.

Tank Abrams pada dasarnya dirancang untuk duel di lapangan terbuka melawan tank sejenis milik Soviet di medan pertempuran Eropa Tengah

Pada 18 Desember 2020, Pentagon mengumumkan kontrak US$ 4,6 miliar dengan General Dynamics untuk membangun M1A2 SEPv3 yang akan ditugaskan di Angkatan Darat AS.

Dikutip dari Sputnik News, peningkatan yang dilakukan termasuk mesin yang lebih besar, visi yang lebih baik untuk operator, dan sistem perlindungan aktif yang disebut Iron Fist Light Decoupled (IFLD). 

Selanjutnya: Mulai waspadai China, Jerman berencana kirim kapal fregat ke Jepang tahun ini