KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses dengan PT Barito Pacific Tbk (
BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA), taipan Prajogo Pangestu kembali membawa portofolio bisnisnya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adalah PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (
CUAN) yang sukses melakukan initial public offering (IPO) pada 8 Maret 2023. CUAN didirikan pada Agustus 2008 dan bergerak di bidang pertambangan batubara melalui anak usahanya, yakni PT Tamtama Perkasa. Pada 2011, Tamtama mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) batubara untuk jangka waktu 20 tahun. Luas wilayah konsesi mencapai 9.540 hektar (Ha) dan berlokasi di Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun kapasitas produksi Tamtama saat ini mencapai 1 juta ton per tahun, dengan produk yang dihasilkan adalah batubara termal. Tamtama Perkasa kemudian beroperasi penuh pada tahun 2013 dan menjadi sumber pendapatan utama CUAN hingga saat ini.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Jual Tambang Batubara ke CUAN, Ini Catatan Analis Selain Tamtama, anak usaha CUAN lainnya, yakni PT Bara International juga memiliki konsesi seluas 14.990 Ha yang juga berlokasi di Kalimantan Tengah. Bara International memproduksi batubara termal dengan status saat ini masih dalam tahap pengembangan (underdevelopment). Sehingga, melalui anak Perusahaan, CUAN memiliki 2 wilayah usaha pertambangan berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) di Kalimantan Tengah dengan luas total 24.530 hektare.
Gencar Akuisisi
Tak berpuas sampai di situ, CUAN terus menambah portofolio tambang batubaranya. Belum lama ini,CUAN mencaplok 100% kepemilikan PT Multi Tambangjaya Utama, salah satu aset pertambangan batubara milik PT Indika Energy Tbk (INDY). Pada 22 September 2023, CUAN telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Indika Indonesia Resources dan Indika Capital Investments Pte. Ltd yang keduanya adalah anak perusahaan INDY. Dalam perjanjian tersebut, CUAN akan membeli seluruh 2.263.030.000 saham di PT Multi Tambangjaya Utama, termasuk Hak pemasaran terkait yang dimiliki oleh Indika Capital Investments dengan total nilai sebesar US$ 218 juta. "Kepemilikan penuh kami atas MUTU tidak hanya akan meningkatkan produksi tahunan Petrindo, tetapi juga memperkuat operasi kami di Kalimantan Tengah di mana sebagian besar aset kami berada,” terang Direktur Petrindo Jaya Kreasi Daniel J. Laurente. Akuisisi ini sekaligus mengukuhkan posisi CUAN sebagai produsen batubara termal berkualitas tinggi Multi Tambangjaya Utama merupakan perusahaan pertambangan batubara termal dan batubara metalurgi bituminous yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Multi Tambangjaya Utama memiliki Perjanjian Kontrak Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi ke-3 dengan area konsesi yang luas mencapai 24.970 hektare.
Diversifikasi Bisnis
Selain mengakuisisi Perusahaan tambang batubara, CUAN juga mulai mendiversifikasi bisnisnya ke segmen lain. Pada 12 September 2023, melalui entitas anak usahanya, yakni PT Prima Mineral Investindo, CUAN melakukan pembelian 85% saham PT Silika Saut Jaya. Setelah dilakukan akuisisi, Prima Mineral Investindo akan menjadi pemegang saham pengendali baru dalam Silika Saut Jaya. Silika Saut Jaya saat ini sedang dalam proses akhir untuk memperoleh persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi pasir silika di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. IUP yang akan diperoleh seluas 461,49 hektare.
Baca Juga: Gencar Ekspansi, Bagaimana Prospek Petrindo Jaya (CUAN) ke Depan? Kemudian, pada 4 September 2023, CUAN mengumumkan masuk ke bisnis mineral emas. Diversifikasi usaha ini dilakukan CUAN melalui anak usahanya, yakni PT Intam. PT Intam memiliki wilayah konsesi pertambangan emas seluas 18.500 hektar di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, bersebelahan dengan dua konsesi emas lainnya di Sumbawa. Michael, Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi mengatakan, masuknya CUAN ke bisnis emas tidak terlepas dari adanya potensi mineral emas sebagai salah satu komoditas pertambangan yang penting dan bernilai tinggi. Diversifikasi usaha melalui penambangan emas ini merupakan bentuk transformasi perusahaan dalam memperkuat portofolio untuk bisnis yang lebih berkelanjutan. “Melalui Intam, CUAN berharap dapat memberikan peningkatan kinerja yang substansial sehingga mampu berkontribusi memberikan nilai yang lebih baik bagi pemegang saham,” kata Michael. Kemudian, CUAN melakukan diversifikasi usaha dengan merambah ke sektor penambangan batubara metalurgi. Diversifikasi ini dilakukan melalui anak usahanya, yaitu PT Daya Bumindo Karunia (DBK). Diversifikasi dilakukan dengan menimbang prospek Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya batubara metalurgi yang melimpah. Di sisi lain, Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan industri atas batubara jenis ini. Penambangan batubara metalurgi oleh Daya Bumindo Karunia berlokasi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Lokasi wilayah pertambangan milik DBK seluas 14.800 hektar ini bersebelahan langsung dengan konsesi batubara milik anak usaha CUAN lainnya, yaitu PT Bara International. Sehingga, kedua anak usaha tersebut dapat memanfaatkan infrastruktur dan akses jalan yang sama untuk mengoptimalkan efisiensi operasional. Berdasarkan informasi yang dikompilasi oleh pihak ketiga independen tahun 2011 dengan menggunakan kaidah-kaidah JORC 2004, Daya Bumindo Karunia mencatatkan sumber daya batubara (tereka, tertunjuk, terukur) sebesar 226,1 juta ton, dengan cadangan (terkira & terbukti) batubara sebesar 99,5 juta ton.
Nama Besar Prajogo Pangestu
CUAN menjadi salah satu saham debutan paling sukses tahun ini. Sejak melantai di BEI pada Maret 2023, saham CUAN sudah melesat lebih dari 1.150%. Tangan dingin taipan Prajogo Pangestu tidak bisa lepas dari kesuksesan IPO CUAN. Prajogo tercatat mengempit 85,07% saham CUAN, sekaligus menjadikannya sebagai pemegang saham pengendali (PSP).
Perusahaan yang bergerak dari sektor energi ini meraup dana segar Rp 371,8 miliar dari gelaran IPO. Setelah dikurangi biaya penawaran umum sebesar Rp 7,8 miliar, CUAN mendapatkan hasil bersih dana penawaran umum sebesar Rp 363,93 miliar. Adapun dana segar hasil aksi korporasi tersebut akan dipakai Tamtama Perkasa. Sekitar 39,95% dari dana IPO akan serahkan pada Tamtama Perkasa untuk membangun intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya di Desa Mengkatip, Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Sekitar 60,05% akan digunakan tambahan modal kerja Tamtama Perkasa untuk mendukung aktivitas yang termasuk namun tidak terbatas pada, pembayaran kontraktor tambang, pembayaran vendor dan supplier atas pembelian bahan bakar, pemeliharaan dan perbaikan jalan angkut batubara (jalur hauling), dan aktivitas - aktivitas lainnya yang dapat mendukung kegiatan operasional pertambangan serta menunjang aktivitas produksi batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi