KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PetroChina cukup agresif tahun ini di Indonesia. Perusahaan ini tidak hanya berencana berinvestasi untuk mengembangkan sembilan blok migas yang hak partisipasinya telah dimiliki, tetapi juga berencana untuk mengakuisisi blok-blok migas lain di Indonesia. Salah satunya adalah Blok Kasuri yang dioperatori oleh Genting Oil. Blok Kasuri saat ini masih menunggu persetujuan
Plan of Development (POD) oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan. Biarpun begitu, PetroChina tidak menyurutkan minat untuk
farm in di blok tersebut. "Tahun ini sebenarnya kami lagi
approach ke Kasuri. Mudah-mudahan kalau kami bisa dapatkan dari
downstream company bisa jalan," ungkap VP SCM& Operations Supports PetroChina Indonesia, Gusmiran pada Rabu (10/1).
Gusmiran bahkan menyebut perusahaan asal China ini ingin memiliki hak partisipasi mayoritas di Blok Kasuri. Sebab PetroChina ingin menjadi operator di blok tersebut. "Kami
chip in di sana, persentase saya kurang tahu tapi
majority," katanya. Namun Gusmiran membantah alasan
farm in di Blok Kasuri karena ada rencana perusahaan China membeli gas dari Blok Kasuri. Menurutnya hingga saat ini, pembeli gas Kasuri belum ada. "Kami belum dapat pembeli sehingga dari tahap komersial belum bisa lanjutkan," imbuh Gusmiran. Alasan PetroChina masuk ke Blok Kasuri karena pengembangan blok-blok migas Indonesia mulai mengarah ke Indonesia Timur. PetroChina tidak ingin ketinggalan untuk mengembangkan blok-blok migas di Indonesia Timur. Makanya PetroChina juga mengincar hak partisipasi East Natuna. Blok migas yang belum juga dimulai pengembangannya karena tidak ekonomis akibat kandungan Co2 yang cukup tinggi. Biarpun begitu, President PetroChina Indonesia, Gong Bencai justru menyebut East Natuna sangat menarik bagi PetroChina. Alasannya PetroChina sudah memiliki teknologi yang bisa memisahkan gas alam dengan Co2. PetroChina bahkan sudah mencoba teknologi tersebut di salah satu blok migas di China yang dikembangkan oleh PetroChina. "Kami punya teknologi di pusat riset kami. Kami susah coba di blok dengan kandungan Co2 yang tinggi di China dan punya hasil yang bagus," ujar Gong. Bahkan Gong bilang teknologi pemisah Co2 tersebut juga susah diuji coba di Blok Jabung. Namun hasilnya baru tampak dalam beberapa tahun ke depan. PetroChina cukup optimistis dengan teknologi yang mereka miliki. Biarpun untuk mengaplikasikan teknologi tersebut di Blok Jabung membutuhkan dana US$ 40 juta. Namun dengan dukungan dari Pemerintah China dan juga kantor pusat PetroChina, Gong berujar PetroChina Indonesia tidak ragu-ragu untuk menggelontorkan dana demi mengembangkan Blok East Natuna. PetroChina menargetkan pada tahun ini bisa mulai melakukan
joint study dengan Pertamina di East Natuna. Jika
joint study sudah selesai dilakukan, PetroChina baru melakukan penawaran kepada Pertamin untuk membeli saham di blok tersebut.
PetroChina juga berencana mengakuisisi saham ConocoPhillips di South Jambi B. "South Jambi B yang dulu dioperasikan ConocoPhillips, rencananya (mereka) tidak tertarik kembangkan, sehingga PetroChina akan mengajukan sebagai operator ke pemerintah sehingga di blok itu kami bisa tingkatkan (hak partisipasi)," jelas Gusmiran. Selain itu, PetroChina juga berencana mengakuisisi Blok Arguni yang dioperatori oleh Eni Indonesia. "Kami di eksplorasi coba diskusi dengan ENI, ada Blok Arguni. Saat ini masih diskusi teknikal, belum ke arah komersialnya," Gusmiran. Eni memiliki 100% hak partisipasi di Blok Arguni. Blok tersebut berada di wilayah yang berdekatan dengan Blok Kasuri yaitu di kawasan Bintuni, Papua Barat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini