PetroChina melepas aset US$ 1,6 miliar



HONG KONG. Pemerintah China terus mereformasi badan usaha milik negara (BUMN) agar lebih produktif. Aksi terbaru, China National Petroleum Corp (CNPC) berencana melepas sebagian aset kilang minyak dan gas (migas) di barat laut Provinsi Xinjiang.

Sumber Bloomberg berbisik, rencana penjualan aset ini ditempuh sebagai upaya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di kawasan Xinjiang. Rencananya, CNPC akan melepas aset senilai CNY 10 miliar atau setara US$ 1,6 miliar.  PetroChina merupakan anak usaha CNPC yang mengelola kilang migas di Xinjiang. "Penjualan sebagian aset ini untuk mencari partner strategis yang mau berinvestasi untuk eksplorasi dan produksi di Xinjiang," jelas sumber Bloomberg, kemarin.  

Aset yang bakal dilepas oleh CNPC adalah kilang migas yang menganggur dalam tempo dua tahun terakhir. Saat ini, CNPC tengah mendekati sejumlah perusahaan lokal yang juga dimiliki pemerintah. Xinjiang Production and Construction Corp berpotensi besar menjadi partner strategis CNPC. "Perusahaan patungan antara partner strategis dan CNPC akan membayar pajak ke Provinsi Xinjiang," tambah si sumber. 


Catatan saja, Xinjiang Production and Construction merupakan perusahaan pemerintah yang saat ini mengawasi seluruh arus keluar komoditas dari wilayah Xinjiang. Di tahun 1950an, Xinjiang Production and Construction merupakan petugas penjaga perbatasan Xinjiang. 

Faktor politik 

Yang pasti, Xinjiang merupakan kunci keluar masuk komoditas di wilayah China Tengah. Ada empat jalur pipa migas milik CNPC yang melintas daerah Xinjiang menuju Shanghai dan Hong Kong. Sejatinya, alasan politik menjadi latar belakang CNPC menjual sebagian aset.

Beberapa tahun terakhir, kelompok separatis Xinjiang mendesak kemerdekaan alias terpisah dari pemerintahan China. Kilang migas CNPC menyumbang seperenam dari total pendapatan daerah Xinjiang. Hitungan CNPC, cadangan minyak di Xinjiang mencapai 1,55 miliar barel, seperenam dari kekayan minyak milik produsen minyak terbesar kedua di Afrika, Angola. Atas dasar itulah, Pemerintah China memerintahkan CNPC membuka diri bagi investor lokal.

Pada Mei 2014 lalu, CNPC berencana membenamkan investasi sebesar CNY 340 miliar selama enam tahun mendatang atau hingga tahun 2020. "Ini bukti bahwa CNPC mengindahkan perintah negara di Xinjiang," ujar Lin Boqiang, Direktur Energy Economics Research Center.          

Editor: Dessy Rosalina