Petrogas Terapkan CEOR Dongkrak Produksi Minyak Walio



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) bersama Petrogas (Basin) Ltd. mulai menerapkan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Walio, Wilayah Kerja Kepala Burung, Papua Barat Daya. Penerapan teknologi kimia ini ditujukan untuk meningkatkan perolehan minyak dari reservoir yang telah memasuki tahap mature.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus memimpin prosesi injeksi perdana yang menandai dimulainya proyek pilot CEOR Walio. Proyek ini merupakan bagian dari pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) WK Kepala Burung.

Rikky mengatakan, injeksi perdana menjadi tonggak penting pengembangan CEOR di Lapangan Walio. Di luar pemenuhan KKP, SKK Migas berharap pilot project ini menghasilkan kinerja positif dan memenuhi kriteria keberhasilan, sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan komersial.


Baca Juga: Pemerintah Turunkan Tarif Tiket Pesawat Nataru hingga 10 Januari 2026

Menurutnya, pengembangan CEOR skala komersial di Walio, yang dibarengi pengembangan struktur baru hasil eksplorasi, berpotensi menambah cadangan, meningkatkan produksi, serta memperpanjang umur lapangan di WK Kepala Burung.

Dampaknya tidak hanya bagi peningkatan kinerja operator, tetapi juga penerimaan negara serta pergerakan industri dan jasa penunjang hulu migas.

“Proyek membuktikan  lokasi remote dan jauh bukan menjadi hambatan karena dengan komitmen, dedikasi dan kerja keras, semua persiapan proyek dapat dilaksanakan dengan baik,” kata Rikky dalam keterangan resmi, Selasa (30/12).

Ia berharap proyek ini dapat menjadi contoh bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain yang mengoperasikan lapangan potensial EOR, termasuk di wilayah dengan infrastruktur hulu migas yang lebih mapan seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

President RH Petrogas Companies in Indonesia Ferry Hakim menambahkan, pilot project CEOR Walio merupakan bagian dari pelaksanaan KKP sekaligus upaya perusahaan mengoptimalkan produksi minyak. Keberhasilan proyek ini dinilai membuka peluang pengembangan CEOR di area yang lebih luas.

“Kesuksesan proyek ini akan membuka peluang besar bagi Petrogas (Basin) Ltd. dalam mengembangkan penerapan CEOR di area yang lebih luas, memperkuat rencana jangka panjang untuk meningkatkan produksi minyak dan memaksimalkan oil recovery,” jelasnya. 

Proyek CEOR Walio menerapkan pola injeksi lima titik, terdiri dari satu sumur injeksi dan empat sumur produksi. Injeksi diarahkan ke zona reservoir Kais, yakni reservoir karbonat yang telah berproduksi lebih dari empat dekade dan menjadi andalan produksi minyak di WK Kepala Burung.

Pelaksanaan pilot project didukung fasilitas permukaan khusus, termasuk unit injeksi surfaktan-polimer, sistem pengolahan air, serta jaringan flowline pendukung. Secara keseluruhan, proyek ini diperkirakan berlangsung sekitar 30–35 bulan sejak injeksi awal hingga evaluasi teknis akhir.

Lapangan Walio dikenal sebagai lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia bagian timur. Lokasinya berada sekitar 3 kilometer dari Kasim Marine Terminal dan menjadi salah satu kontributor utama produksi di Wilayah Kerja Kepala Burung. 

Baca Juga: Sesuaikan UU BUMN, PGN (PGAS) Ubah Status Jadi Persero

Selanjutnya: Aracord Nusantara Group (RONY) Siapkan Transformasi Bisnis Energi dan Logistik

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat sampai 1 Januari, Kecap Bango Beli 2 Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News