JAKARTA. PT Petrokimia Gresik dan PT Freeport Indonesia menggelar penandatanganan memorandum of understanding (MoU) terkait kerjasama penggunaan lahan. Rencananya, Freeport akan menyewa lahan milik perusahaan pelat merah tersebut untuk lokasi pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan produk akhir copper cathode. Hidayat Nyakman, Direktur Utama Petrokimia Gresik mengatakan, kesepakatan yang diteken bersama Freeport menyangkut kebutuhan yang dibutuhkan untuk smelter, seperti lahan, ketersediaan listrik, dan utilitas lainnya. "MoU baru saja kami tandatangani siang tadi bersama Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoedin," kata dia, Kamis (22/1). Luas lahan yang akan disiapkan Petrokimia untuk kebutuhan smelter Freeport mencapai 60 hektare. Menurut Hidayat, rencananya jangka waktu penyewaan lahan akan berlangsung selama 20 tahun, dan dapat diperpanjang kembali. Namun, MoU kerjasama tersebut belum memutuskan tarif sewa lahan. "Kami maupun Freeport akan bersama-sama membentuk tim kecil yang akan merumuskan apa-apa yang dibutuhkan dan akan dituangkan dalam perjanjian final," kata Hidayat. Asal tahu saja, Freeport berencana berinvestasi senilai US$ 2,3 miliar untuk membangun smelter berkapasitas 500.000 ton copper cathode per tahun. Freeport wajib merampungkan rencana pembangunan smelter tersebut sebelum 12 Januari 2017 sebagaimana amanat PP Nomor 1/2014 dan Permen ESDM Nomor 1/2014. Freeport akan menggandeng Mitsubishi, perusahaan asal Jepang, sebagai mitra baru pelaksana engineering maupun penyedia teknologi smelter tersebut. Adapun kebutuhan konsentrat untuk pabrik tersebut mencapai 2 juta ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Petrokimia-Freeport teken MoU soal lahan smelter
JAKARTA. PT Petrokimia Gresik dan PT Freeport Indonesia menggelar penandatanganan memorandum of understanding (MoU) terkait kerjasama penggunaan lahan. Rencananya, Freeport akan menyewa lahan milik perusahaan pelat merah tersebut untuk lokasi pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan produk akhir copper cathode. Hidayat Nyakman, Direktur Utama Petrokimia Gresik mengatakan, kesepakatan yang diteken bersama Freeport menyangkut kebutuhan yang dibutuhkan untuk smelter, seperti lahan, ketersediaan listrik, dan utilitas lainnya. "MoU baru saja kami tandatangani siang tadi bersama Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoedin," kata dia, Kamis (22/1). Luas lahan yang akan disiapkan Petrokimia untuk kebutuhan smelter Freeport mencapai 60 hektare. Menurut Hidayat, rencananya jangka waktu penyewaan lahan akan berlangsung selama 20 tahun, dan dapat diperpanjang kembali. Namun, MoU kerjasama tersebut belum memutuskan tarif sewa lahan. "Kami maupun Freeport akan bersama-sama membentuk tim kecil yang akan merumuskan apa-apa yang dibutuhkan dan akan dituangkan dalam perjanjian final," kata Hidayat. Asal tahu saja, Freeport berencana berinvestasi senilai US$ 2,3 miliar untuk membangun smelter berkapasitas 500.000 ton copper cathode per tahun. Freeport wajib merampungkan rencana pembangunan smelter tersebut sebelum 12 Januari 2017 sebagaimana amanat PP Nomor 1/2014 dan Permen ESDM Nomor 1/2014. Freeport akan menggandeng Mitsubishi, perusahaan asal Jepang, sebagai mitra baru pelaksana engineering maupun penyedia teknologi smelter tersebut. Adapun kebutuhan konsentrat untuk pabrik tersebut mencapai 2 juta ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News