Petrokimia Gresik lihat peluang besar produk pupuk non-subisidi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrokimia Gresik melihat industri pertanian atau agroindustri akan tetap terus prospektif karena selama pandemi Covid-19, sektor pertanian tercatat tetap tumbuh. Hal ini dibuktikan juga dengan kinerja keuangan produsen pupuk ini di sepanjang 2020.  

Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik, Yusuf Wibisono menjelaskan  kinerja penjualan Petrokimia Gresik di 2020, total penjualan pupuk bersubsidi, pupuk non-subsidi, dan non-pupuk total sebesar 7,1  juta ton atau 108% dari RKAP. Sedangkan untuk kinerja keuangan, total pendapatan mencapai Rp 27,3 triliun atau 103% dari RKAP, dan membukukan laba Rp 1,2 triliun atau 100% dari RKAP (unaudited).  

Mengenai prospek bisnis di 2021, Yusuf memaparkan, menurut Kementerian Pertanian yakni berdasarkan usulan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK), kebutuhan pupuk petani mencapai 23 juta ton. Namun pemerintah hanya mengalokasikan pupuk subsidi sekitar 9 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair. Artinya ada selisih atau gap sekitar 12,5 juta ton.


Baca Juga: Petrokimia Gresik meluncurkan program Agro Solution

"Nah, ini adalah peluang yang sangat besar bagi produsen pupuk untuk memaksimalkan penjualan pupuk non-subsidi. Begitu juga untuk kebutuhan sektor perkebunan dan ekspor, semuanya masih sangat prospektif," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/1). 

Kendati ada peluang, tentu saja ada aral melintang yang harus dihadapi Petrokimia Gresik. Yusuf menjelaskan tantangan industri pupuk di tahun ini antara lain harga gas bumi sebegai komponenuntama bahan baku pupuk masih relatif mahal dibandingkan dengan harga yang dinikmati produsen pupuk luar negeri. 

Kemudian, bahan baku pupuk seperti batuan fosfat, sulfur, dan lainnya, sebagain besar impor. Hal ini tentu berhubungan dengan kurs dollar AS yang bisa mempengaruhi harga beli bahan bakunya. 

Adapun untuk menyikapi tantangan tersebut, Yusuf menjelaskan, akan dilakukan upaya sentralisasi sejumlah fungsi strategis yang dilakukan oleh holding Pupuk Indonesia. Kemudian juga peningkatan efisiensi pabrik, inovasi dengan digitalisasi, optimalisasi rantai pasok (supply chain), melakukan kerjasama pengadaan bahan baku secara jangka panjang, memperkuat promosi produk komersil, dan sebagainya. 

Selanjutnya: Anggaran subsidi pupuk di tahun ini masih kurang, ini langkah pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .